Dalam dunia kayu, nama Hendro Joewono atau akrab dipanggil Om Hendro sudah tidak asing lagi. Kepiawaiannya dalam mengolah kayu dengan alat manual, membuat namanya dikenal banyak orang. Walaupun teknologi mesin pertukangan kini merajalela. Apa yang membuatnya masih bertahan dengan alat pertukangan manual?
“Ingin mengabadikan. Jangan sampai skill ini terlupakan!” tegas Om hendro pada tim Propan News. Om Hendro sadar, berkembangnya teknologi mesin pertukangan memang tak bisa dihindari. Hanya saja, ia tak ingin seni menukang dengan menggunakan alat/perkakas manual tergerus teknologi.
Walau begitu, Om Hendro tidak mengingkari bahwa alat pertukangan yang kini berkembang memang dibutuhkan oleh pelaku industri kayu. Dibandingkan dengan alat manual, pastinya mesin-mesin pertukangan akan jauh lebih efektif terutama karena mampu memangkas waktu pengerjaan dan menghasilkan produksi yang super cepat.
Om Hendro saat sedang demo membuat talenan di acara Wood Creativity Fair di Malang.
“Nggak bisa dibandingkan kalau dari sisi itunya,” ucap Om Hendro. Tetapi, Om Hendro menegaskan ada nilai yang tak terbeli dalam pengerjaan manual. “Biasanya, bekerja manual juga berarti bekerja dengan hati. Maka dari itu, biasanya karya tersebut seolah ada nyawanya,” ucap si Om yang juga tergabung di dalam komunitas Hobikayu.
Kecintaannya terhadap alat/perkakas manual tak sebatas pada penggunaan alatnya. Ia bahkan membuat sendiri alat manual untuk aktivitas pertukangannya. Yang menarik, demi mempopulerkan seni pertukangan dengan alat manual, ia sampai membuka kelas khusus terkait dengan pertukangan manual.
“Pelatihannya dititikberatkan pada pengembangan skill. Mulai dari pengenalan alat sampai menghasilkan suatu karya. Saya membuka paket utuh 100 jam, yang dipecah per kedatangan. Dengan materi yang bisa diatur sesuai kebutuhan. Biayanya Rp 500 ribu per orang per kedatangan,” ucap si pemilik workshop Main Kayu yang beralamat di Jalan BDN Raya no.10 Cipete, Jakarta Selatan.
Banyak orang yang mengakui hasil karya Om Hendro yang tak kalah pekerjaanya dengan mesin modern.
Om Hendro pun memamerkan keahliannya dalam menggunakan alat manual dalam acara Wood Creativity Fair 2019 yang diselenggarakan di Lapangan Parkir Timur Balaikota Among Tani, Kota Batu, Malang. Di acara ini, Om Hendro mendemonstrasikan pembuatan talenan dengan menggunakan alat pertukangan manual. Dari mulai memotong, menyambung kayu, dan menghaluskannya tanpa amplas.
Di akhir acara, tak lupa Om Hendro memberikan tips bahwa sebagus apapun karya dari kayu harus dilindungi. “Finishing itu fungsinya bukan hanya mempercantik, tetapi melindungi,” ucap si Om. Berbicara finishing, ternyata si Om adalah pengguna setia produk cat Propan.
“Saya kenal Impra dan Ultran sebelum Propan. Baru tahu Propan itu yang memproduksi cat Impa dan Ultran. Catnya bagus dan berkualitas, hasilnya memuaskan. Semoga kualitasnya terus dijaga dan harganya lebih kompetitif lagi,” tambahnya. Ia pun berharap dengan dunia yang digelutinya saat ini, semoga ada generasi muda yang mencintai perkakas manual. “Inti dari pekerjaan manual adalah nikmati prosesnya,” ucap Om Hendro menutup pembicaraan.