Direktur Propan Raya, Dr. Ir. Yuwono Imanto, MM, MBA, M.Ars, kembali mengukir sejarah dalam hidupnya. Pada Sabtu (5/11) beliau baru saja dinobatkan sebagai mahasiswa Magister Arsitektur terbaik dari seluruh mahasiswa terbaik (S1, S2, dan S3) Universitas Trisakti. Dia berhasil menyelesaikan magisternya dengan nilai IPK sempurna, 4.0, berpredikat Summa Cumlaude.

Prestasi terbaik terus dicetak pria asli Pekalongan yang lahir pada 14 April 1960 lalu. Pada 2019, Yuwono Imanto memperoleh gelar Doktor di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pada Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia dengan predikat lulusan terbaik dan tertua se-Universitas Indonesia yang meraih predikat Cumlaude dengan IPK 3.8. Di 2022 ini, beliau mengukir sejarah baru bagi dirinya, yakni lulus dengan predikat Summa Cumlaude (IPK 4.0) dan tertua dari Magister Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti.

Turut hadir dalam wisuda tersebut, yakni Founder dan President Direktur PT Propan Raya, Doktor Hendra Adidarma; CEO PT Propan Raya, Kris Rianto Adidarma. M.Sc; dan Corporate Branding and Communication Manager PT Propan Raya, M Irfan Hidayatullah. Dari pihak keluarga dihadiri oleh anak pertama Nick Yudha (Co-Founder dan CEO Arktivak dan Antikode) beserta isterinya Helen Agustine (Principal Architect Seniman Ruang).

Dalam acara wisuda Universitas Trisakti yang dilaksanakan di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) pada 5 November 2022, Yuwono menjadi satu-satunya perwakilan wisudawan terbaik dari seluruh mahasiwa terbaik (S1, S2, S3) untuk membawakan pidato kata sambutan mewakili 2000 wisudawan/wisudawati mengawali jalannya acara Wisuda. Bahkan, ia tercatat menjadi wisudawan tertua, karena sudah berusia 62 tahun.

 

Dr. Ir. Yuwono Imanto, MM, MBA, M.Ars lulus dengan predikat summa cumlaude

Bagi Yuwono, tidak ada kata terlambat untuk belajar, yang diperlukan adalah semangat untuk terus belajar (learning orientation), kemampuan menyerap materi pembelajaran (absortive capacity), kemampuan mencari sumber informasi pengetahuan baik melalui buku, perpustakaan, artikel journal ilmiah, institusi pemerintah dan sumber lainnya (networking capability) dan kemampuan membagi waktu (time management) serta stamina prima dan sehat jasmani rohani.

“Belajar adalah sebuah proses yang tidak mengenal usia dan salah satunya adalah melalui pendidikan tinggi di Universitas. Dengan belajar kita memperoleh pengetahuan, dengan memiliki pengertahuan kita bisa melakukan sesuatu. Melakukan sesuatu dengan cara yang kreatif akan menghasilkan sebuah inovasi yang menghasilkan nilai dan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat di mana kita berada. We learn, we know, we do, we create, we innovate,” ucapnya.

Statusnya sebagai seorang Direktur sebuah perusahaan cat terkemuka di Indonesia, Propan Raya pun tak membuat Yuwono puas dengan hanya menyelesaikan pendidikan SI, S2, dan S3-nya. Di tengah kesibukannya sebagai seorang direktur, Yuwono memutuskan untuk menempuh pendidikan S2 yang kedua kalinya di Universitas Trisakti dengan mengambil jurusan Arsitektur.

Ketertarikannya memilih kuliah di arsitektur karena beliau sudah lama berkecimpung di dunia dunia arsitektur. Selain itu, dia memiliki target untuk mengenal lebih dekat ilmu rancang kota dimana ini akan sangat diterapkan sekali pada pengembangan Ibukota Negara (IKN).

 

Yuwono Imanto bersama anak pertama Nick Yudha (Co-Founder dan CEO Arktivak dan Antikode) beserta isterinya Helen Agustine (Principal Architect Seniman Ruang)

“IKN menjadi hal menarik bagi saya karena semua orang saat ini fokus untuk menyukseskan pembangunan IKN. Semoga ilmu saya juga bisa dimanfaatkan untuk lebih memajukan Indonesia dan yang tak kalah penting memajukan perusahaan yang saya cintai, PT Propan Raya,” ucapnya.

Bagi Yuwono, walau sudah mendapat gelar Doktor, menyelesaikan gelas Master dengan predikat terbaik bukan sesuatu yang mudah. Banyak perjuangan yang harus di lewati. Ia bahkan harus menjalani kuliah, ujian, presentasi, membuat tugas, membuat laporan, dan membuat tesis dari berbagai lokasi, yakni di rumah, airport, pesawat, kereta api, dan 3 rumah sakit yang berbeda karena pada saat ia menempuh studi magister, ia harus mendampingi istri berobat ke berbagai rumah sakit.

“Saya merasa Tuhan begitu baik memampukan saya melewati tantangan yang sangat berat pada 2–3 tahun terakhir ini yaitu, memenuhi tugas-tugas kantor yang sedang padat-padatnya, mendampingi istri mencari proses penyembuhan yang berkepanjangan dan bersyukur Tuhan beri kesembuhan pada istri saya, serta pada saat yang bersamaan harus menyelesaikan studi Magister Arsitektur Trisakti dengan sistem blok yang sangat padat,” ucapnya.

Semangatnya dalam dunia pendidikan ternyata didapatkan Yuwono sejak tahun 1982. Ketika itu, orang tuanya mengalami kesulitan ekonomi dan untuk memberi kesempatan kepada kelima orang adik-adiknya dapat berkuliah, Yuwono terpaksa harus membiayai kuliahnya sendiri dengan memberikan kursus privat kepada pelajar SMP dan SMA di Bandung, serta mengajar sebagai asisten dosen di Fakultas Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan di Bandung.

Yuwono merasa beruntung dan berterima kasih kepada almarhum kedua orang tuanya yang bekerja sebagai UMKM industri batik di Pekalongan. Walaupun kedua orang tuanya hanya berpendidikan SD, tetapi mereka selalu mendorong Yuwono kecil untuk tekun belajar dan mencapai cita-cita setinggi-tingginya agar memperoleh kehidupan yang lebih baik.

 

Yuwono Imanto saat membawakan pidato wisuda

Tema thesis yang Yuwono angkat untuk menyelesaikan program Magister adalah “Dinamika Rasa Tempat (Sense of Place) Taman Balekambang sebagai sebagai wadah Seni Pertunjukan” (The dynamic of sense of Place in public open space as Performing Arts Place in Surakarta, Case study Taman Balekambang Surakarta). Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam menentukan Penciptaan Tempat (Place Making) untuk mendukung objective Taman Balekambang sebagai Destinasi Pariwisata sejarah dan budaya dan wadah Seni Pertunjukan bagi Industri kreatif unggulan Kota Surakarta.

Penelitian ilmiah tentang Taman Balekambang ini menggambarkan potensi tempat tersebut sebagai ikon kota Surakarta serta Destinasi Pariwisata Sejarah dan Budaya bertaraf nasional bahkan Internasional. Penelitian ini telah didukung oleh akademisi arsitektur dan budaya dari Universitas Sebelas Maret Surakarta dan para pelaku Industri kreatif Seni Pertunjukan kota Surakarta serta melibatkan kedinasan di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta termasuk UPT Taman Balekambang.

Sebagai alumnus Universitas Trisakti, Yuwono menginisiasi beberapa program kerja sama antara Propan Raya dengan Universitas Trisakti. Salah satunya, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oeleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Nantinya, para mahasiswa yang tertarik akan diberikan kesempatan untuk dapat magang di kantor Propan Raya selama 6 bulan sebelum lulus dengan bobot setara dengan 20 SKS.

Mahasiswa yang berniat ikut program ini wajib mendaftarkan diri dalam proses penerimaan mahasiswa magang, terlibat langsung dalam aktivitas internal institusi tempat magang, dan mendapatkan ilmu yang relevan dari institusi tempat magang. Tentunya, kegiatan ini akan melibatkan HC Propan Raya yang akan menseleksi mahasiswa yang mau magang.

 

(ki-ka) Irfan Hidayatullah, Kris Rianto Adidarma, Yuwono Imanto, Hendra Adidarma, Nick Yudha

“Program ini merupakan program yang sangat bagus dari pemerintah. Propan Raya siap memberi ruang bagi para mahasiswa Universitas Trisakti di jurusan Arsitektur untuk mengenal lebih dekat Propan Raya. Walaupun kami perusahaan kimia, banyak karyawan kami yang berasal dari lulusan Teknik Arsitektur universitas ternama di Indonesia. Nantinya, para mahasiswa yang telah magang pun berkesempatan untuk berkarier di Propan Raya jika memang tertarik,” ucap Dr. Hendra Adidarma, Presiden Direktur Propan Raya.

Founder dan President Direktur PT Propan Raya, Doktor Hendra Adidarma, sangat bangga dan mengapresiasi pencapaian ini. “Semangat dan fokus dalam meraih cita-cita inilah kekuatan yang saya lihat dari Yuwono. Saya tentunya sangat bangga dan ini cerita pembelajaran yang luar biasa,” ucap Hendra Adidarma. Senada dengan Hendra Adidarma, CEO PT Propan Raya, Kris Rianto Adidarma pun sangat mengapresiasi.

“Hari ini saya datang di acara wisuda Pak Yuwono. Saya sangat terharu, karena di usia yang tidak muda lagi, beliau masih bersemangat untuk menempuh Pendidikan. Banyak tantangan yang beliau hadapi dalam menyelesaikan pendidikan di sana, seperti istrinya yang sedang sakit, dan beliau rela bulak-balik ke rumah sakit dan menyempatkan untuk mengerjakan semua tugas-tugas pendidikannya dan tetap bertanggung jawab memenuhi tugas- tugas kantor dengan baik. Ini luar biasa,” ucap Kris Adidarma.

 

Acara sharing yang dilaksanakan di Ballromm kantor pusat Propan Raya.

Bahkan, atas prestasinya ini, manajemen dan direksi PT Propan Raya memberikan wadah bagi Yuwono untuk memberikan sharing kepada seluruh karyawan Propan Raya melalui platform hybrid (offline dan zoom). Menurut Dokter Hendra Adidarma sharing ini dilaksanakan agar karyawan bisa belajar banyak karena Yuwono memiliki semangat yang tinggi; ngotot (never give up); time management yang bagus, serta sesuai dengan corporate value, yakni memiliki sikap gigih yang terus menerus dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan tertentu (persistent); memiliki semangat belajar yang luar biasa dan terus-menerus (continues learning), dan ingin selalu mencapai yang terbaik tidak hanya bagi diri sendiri tetapi semuanya (Strive to be excellent).

“Sebagai karyawan, saya menilai Yuwono ini memiliki integritas yang tinggi dan loyalitas pada perusahaan yang tinggi. Secara pribadi, Yuwono memiliki cinta yang luar biasa, baik kepada keluarga, pekerjaan, maupun perusahaan. Makanya, saya memberikan penghargaan sebagai karyawan teladan PT Propan Raya karena beliau sangat menginspirasi. I think you are spectacular,” ucap Doktor Hendra Adidarma.

Yuwono Imanto menyerahkan hasil tesis sebagai sumbangsih bagi Propan Raya.

Kris Adidarma pun setuju bahwa semangat dan perjuangan Yuwono harus diapresiasi dan patut dicontoh untuk para generasi muda yang ada di PT Propan Raya. “Ini merupakan sikap teladan. Sikap perjuangan Pak Yuwono patut dicontoh untuk kita semua, khususnya bagi PT Propan Raya dan negara Indonesia,” ucap Kris Adidarma, menambahkan.

Yuwono bersyukur dengan apa yang dia capai hingga saat ini. "Saya bangga bisa menjadi alumni Universitas Trisakti, saya bangga menjadi profesional di PT Propan Raya, dan saya bangga menjadi bangsa Indonesia. Semoga ilmu yang saya dapatkan di program Magister Arsitektur Trisakti saya bisa sumbangkan untuk kemajuan bagi ketiganya," tutup Yuwono Imanto.

KOMENTAR

Ada 0 komentar untuk artikel ini
Berita Terkait
Hadirnya teknologi turut mendukung kemajuan dalam industri cat di Indonesia.…
Propan Raya kembali mengadakan forum diskusi arsitek. Kali ini, Propan…
Eksistensi kafe sebagai tempat nongkrong bagi banyak orang memang bukan…