Tak pernah terlintas di benak Muhammad Kamil, ia akan terjun menggeluti dunia kayu. Apalagi, ia sudah menjalani bisnis warnet dan game online di Jakarta. Tapi, takdir berkata lain. Sang ayah, memintanya kembali ke Bondowoso (pulang kampung) untuk meneruskan bisnisnya. Di titik inilah, sang ayah, yang kini telah almarhum, memperkenalkan sekaligus mendorong dirinya untuk menggeluti dunia kayu.

Muhammad Kamil bercerita bahwa sang ayah memang sudah menekuni bisnis kayu Log di Bondowoso, Jawa Timur, dari dulunya. Almarhum menggeluti bisnis kayu log (belum diolah), segala macam jenis kayu seperti jati, Mahoni, Gmelina, Damar, Kleptus, Salam, Meisopsis, Sonokeling, dll, baik dalam bentuk kayu utuh (gelondongan), papan, maupun balokan. Bisnis kayu mentah inilah yang menjadi cikal bakal Kamil mengenal dunia kayu.

Kamil sadar, inovasi sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis. Ia tak boleh cepat puas dan lengah dengan keadaan yang ada saat ini. Walau tidak memiliki latar belakang dunia perkayuan, tetapi Kamil berkomitmen untuk terus belajar mendalami bisnis dunia kayu. Ia pun belajar dari mulai material bahan baku hingga pengolahan material dan finishing yang terbaik untuk kayu.

Agar bisa lebih puas melihat dan memilih, Anda bisa mendatangi UD Rimba Jati ini di Bondowoso, Jawa Timur. 

Demi melebarkan sayap bisnisnya, Kamil memutuskan tidak hanya bergelut di bisnis kayu rimba, tetapi juga mendalami bisnis kayu jati. Tak heran, jika usahanya kini diberi nama UD. Rimba Jati. Lokasinya di Jalan K.H. Asyari Bondowoso, Jawa Timur, telp. 08111330440 dan 0818921929. Selain itu, Kamil juga tak hanya sekadar menjual kayu mentah (belum diolah). Kini, ia menerima pesanan untuk pembuatan kusen, pintu, jendela, dan furnitur.

“Kami sudah memiliki beberapa model-model standar. Tetapi, jika customer memiliki model lain, kami siap garap. Tak hanya di Bondowoso, kami siap mengerjakan pemesanan untuk luar kota,” ucap Kamil. Karena alasan ini jugalah, Kamil meretas bisnisnya lewat komunitas Hobikayu, selain Instagram (IG @Indonesiakayu).

“Biar saya ter-update berbagai informasi tentang perkayuan. Saya juga bisa belajar dari teman-teman komunitas, terkait dengan apapun,” ucapnya saat ditemui di Wood Creativity Fair 2019, Batu, Malang.

Berbagai furnitur kayu yang dipajang Om Kamil di WCF Batu Malang. 

Kamil mengakui, kekuatan komunitas dapat membuat dirinya berjejaring dan terkoneksi dengan banyak hal. Kamil bersyukur, dengan ketemu banyak orang yang ahli, ia jadi semakin cepat tahu banyak hal. Apalagi, ia memang sedang “haus” informasi. Langkah ini jugalah yang mempertemukan Kamil dengan tim cat kayu Propan. “Saya ketemu om Aceng di Woodtalk Festival tahun 2018 lalu. Dari situ, saya kenal yang namanya Impra,” ucap Kamil.

Tak sekadar mendapat informasi, Kamil selalu berusaha membuktikan sendiri dengan mengaplikasikan semua pelajaran yang ia dapat. Dari mulai proses memilih kayu, mengolah kayu, hingga mempercantik kayu dengan finishing. Berbicara finishing, Kamil mengakui kini ia pengguna produk cat Propan. Bahkan, ia mulai merasakan jatuh hati dengan produk cat Propan.

“Sejujurnya, harganya Propan sedikit lebih mahal dibanding produk lainnya. Tetapi, saya paham. Sama dengan kayu jati, harganya lebih mahal dibandingkan kayu lainnya karena kualitasnya yang bagus. Yang saya rasakan, saya berani menggunakan produk Propan karena kualitasnya,” ucapnya. Ya, bagi Kamil, kualitas memang menjadi prioritas dalam bisnisnya. Kamil pun berharap bisnisnya terus berkembang dan maju.

KOMENTAR

Ada 0 komentar untuk artikel ini
Berita Terkait
Tak pernah terlintas di benak Sesa Susanti atau kerap disapa…
Amad Zulfikar Fawzi atau yang lebih dikenal dengan nama Ikang…
Dunia furnitur kayu sebenarnya bukan dunia pertama yang digeluti Om…
Walaupun harganya mahal, banyak orang yang jatuh hati dengan kayu…