Bisakah orang meninggal dunia menafkahi orang yang masih hidup? Jawabannya bisa! Jika tak percaya, Anda bisa mendatangi Kampung Kramat yang berada di Jalan Bali No.5 Kelurahan Kasin, Malang. Keunikan inilah yang membuat Malang Creative Fushion mengadakan Lomba dan Festival Mural Kampung Kramat bertema “Kematian Yang Menghidupi”. Acara yang diselenggarakan pada 25-26 November 2017 ini didukung penuh oleh perusahaan cat asli Indonesia, PT Propan Raya.

Bagi masyarakat Malang, nama Kampung Kramat mungkin masih terdengar asing di telinga. Lokasinya yang berada di dalam kawasan Pemakaman Kasin lah yang membuat kampung ini seakan terisolir dari masyarakat luar. Jikalau masyarakat luar tahu, mereka dipastikan tidak tertarik untuk mengunjungi kampung ini. Jangankan malam, siang pun belum tentu berani. Alasannya, horor karena  jalan menuju kampung ini harus melewati pemakaman yang jumlahnya mencapai ribuan.

Jangan lihat sisi kuburan dan horornya saja. Cobalah Anda melihat sisi lain dari masyarakat Kampung Kramat. Di luar kesan horor dan menyeramkan, Anda akan dibuat berdecak kagum dengan kehidupan masyarakatnya. Dilihat dari sisi psikologis, mereka adalah orang-orang pemberani karena hampir seluruh aktivitas mereka berada di kawasan pemakaman. Dari mulai tinggal, bermain, bersantai, hingga bersosialisasi hampir sepenuhnya dilakukan di area pemakaman. Yang menarik, penghasilan mereka pun datang dari orang yang meninggal dunia.

Untuk dapat mengetahui Kampung Kramat, Anda harus melalui area pemakaman terbelih dahulu.

“Berdasarkan hasil riset dan penelitian, kami mendapatkan sebuah fakta menarik bahwa semakin banyak orang meninggal dan dikubur di pemakaman Kasin ini, maka semakin banyak penghasilan yang diperoleh masyarakat Kampung Kramat. Ini dikarenakan profesi mereka terkait dengan orang yang meninggal, dari mulai menjadi tukang gali kubur, tukang ukir batu nisan, memandikan jenazah, juru rawat makam, jualan bunga, hingga tukang parkir,” ucap Dadik Wahyu Chang, perwakilan dari Malang Creative Fushion (MCF).

Dadik pun menjelaskan bahwa keunikan inilah yang membuat komunitas Malang Creative Fushion (MCF) tertarik untuk membuat kegiatan di Kampung Kramat dan menjadikannya destinasi wisata kampung tematik baru di Malang. Apalagi, Kampung Kramat pernah menyabet juara 3 lomba Kampung Tematik yang diselenggarakan Pemkot Kota Malang. Oleh MCF, kegiatan ini diberi nama Festival dan Lomba Mural Kampung Kramat dengan tema yang diusung "Kematian yang Menghidupi".

Area depan Kampung Kramat yang sudah ditata dengan apik.

“Diangkatnya tema ini sejalan kehidupan penduduk Kampung Kramat yang menggantungkan hidupnya dari orang yang meninggal dunia,” ucap Dadik. Acara yang dilaksanakan pada 25-26 November 2017 ini didukung penuh oleh perusahaan cat asli Indonesia, PT Propan Raya, dan beberapa komunitas lainnya di Malang, serta Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) Malang. Rencananya, acara peresmian Kampung Kramat sebagai kampung wisata tematik akan dilaksanakan pada pertengahan Desember 2017, yang diresmikan langsung Bapak Walikota Malang.

Lurah Kasin, Yuyun Nanik Ekowati, mengapresiasi kegiatan Festival dan Lomba Mural Kampung Kramat yang diselenggarakan komunitas Malang Creative Fushion dan disponsori PT Propan Raya. Ia mengaku sangat mendukung kegiatan positif ini, apalagi stigma yang melekat di masyarakat selama ini Kampung Kramat memang terkesan seram dan menakutkan. “Dengan diadakannya kegiatan ini, selain akan memberi keindahan pada bangunan kampung, mereka juga akan lebih menjaga kebersihan dan mempertahankan keindahan kampungnya,” ucap Yuyun.

Para artis mural sedang membuat sketsa di dinding rumah.

Yuyun menegaskan bahwa dipilihnya lokasi ini selain memiliki sisi unik, juga karena Kampung Kramat memiliki potensi wisata yang baik. “Di kawasan pemakaman ini terdapat makam Habib Abdul Qodir bin Faqih, pendiri Pondok Pesantren Darul Hadist Kota Malang, yang sudah menjadi destinasi wisata religi bagi para pejiarah. Di area belakang terdapat sungai yang bisa dijadikan destinasi wisata arum jeram. Selain itu, masyarakat di sini juga memiliki industri kerajinan dari ban bekas,” terangnya.

Ketua Pelaksana Lomba dan Festival Kampung Kramat, Taufan Gatut Surya Wiyata, menerangkan bahwa walaupun sama-sama mengusung tema kampung tematik warna-warni, tetapi Kampung Kramat ini berbeda. Warna yang dipilih hanya 5 warna dasar untuk mengecat Kampung Kramat, yaitu hijau tua, hijau muda, abu-abu, putih, dan hitam. “Warna ini melambangkan sisi religius, menyatu dengan alam, dan menyejukkan,” ucap Taufan.

Para pecinta mural ini sudah mengkonsep desain sebelum proses pengecatan di dinding.

Warnanya menggunakan cat PT Propan Raya merek DECORSHIELD Acrylic Exterior Shield DW-500 dan Acrylux. “DECORSHIELD Acrylic Exterior Shield DW-500 adalah cat tembok eksterior untuk melindungi tembok luar dari pengaruh perubahan cuaca, sinar UV dari matahari, serta dari pertumbuhan jamur dan lumut. Sementara, Acrylux adalah cat serba guna berbahan dasar air (water based) dan berkualitas tinggi yang diformulasikan secara khusus untuk interior dan eksterior,” ucap Nurtjahjono Kuarno, Project Manager PT Propan Raya, area Jawa Timur.

Selain warna, gambarnya pun sudah terkonsep sehingga para seniman mural ini tidak bisa menggambar sembarangan. Walaupun mengusung konsep "Kematian Yang Menghidupi", tetapi gambar-gambar yang dibuat tidak boleh sesuatu yang bersifat menyeramkan dan menakuti. “Gambar yang dipilih lebih ke arah gambar karikatur dengan tampilan bentuk yang lucu. Contohnya gambar hantu casper,” ucap Taufan.

Kuburan ini terletak di pekarangan rumah, depan jendela kamar. Luar biasa, kan?

Ketua Pelaksana Mural Ghulam Najmudin, mengungkapkan acara festival Kampung Kramat melibatkan 17 komunitas untuk menggambar 20 rumah dari total 80 rumah yang ada di Kampung Kramat. Sementara pada acara lomba, melibatkan 72 komunitas untuk menggambar 74 panel dinding yang tersedia di sepanjang kompleks pemakaman. “Komunitas ini terdiri dari gabungan komunitas mural Malang dan Gresik. Selain melibatkan komunitas, terpenting adalah peran aktif masyarakat Kampung Kramat yang luar biasa,” ucapnya.

Semoga dengan Festival dan Lomba Mural Kampung Kramat ini akan memberi warna baru bagi kampung tematik di Malang, membuat Kampung Kramat jadi lebih indah dan tertata, serta memberikan penghasilan tambahan bagi warganya. Apalagi, semua aktivitas ini akan terus lanjut dengan rangkaian lain seperti workshop, seminar, dan pelatihan untuk menambah keahlian bagi masyarakat, serta lebih mempopulerkan Kampung Kramat ke masyarakat luas.

KOMENTAR

Ada 0 komentar untuk artikel ini
Berita Terkait
Proses pengecatan mural Kampung Kramat, Kelurahan Kasin, Malang, hingga saat…
Bersamaan dengan acara kick off peresmian Kampung Kramat, Walikota Malang…
Akademi Bambu Nasional (ABN) menyelenggarakan seminar dan workshop dengan tema…
Pameran material dan teknologi bangunan terbesar di Indonesia bernama 'Indobuildtech…
Dengan mengaplikasikan cat Primtop pada permukaan besi, seperti pagar, teralis,…
Demi memperindah wajah Jakarta sekaligus menyemarakkan pesta olahraga Asian Games…
Dalam rangka menyambut pesta olahraga Asian Games 2018, memperindah wajah…
Puluhan pelukis mural dan artis graffiti dari berbagai daerah ikut…
Malang terus menambah destinasi wisatanya. Tak hanya wisata alam, Malang…
Deretan tiang beton di sepanjang Jalan Tol Ir. Wiyoto Wiyono…
PT Propan Raya mendukung acara Click DIY Festival yang diselenggarakan…
Tidak banyak yang tahu bahwasanya di Kota Bogor terdapat sebuah…
Siapa sangka, bisnis furnitur angkringan yang awalnya hanya menjangkau masyarakat…
Dalam mendukung program pemerintah dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM)…
PT Propan Raya terus berinovasi dengan melahirkan produk cat berkualitasnya.…
PT Propan Raya kembali berpartisipasi pada pameran WoodTalk & Festival…
Walaupun harganya mahal, banyak orang yang jatuh hati dengan kayu…