Kekhawatiran akan tergerusnya adat budaya Dayak Maanyan, Kalimantan Selatan, terutama di kalangan generasi muda masih menjadi ancaman. Untuk terus melestarikan eksistensinya, salah satu yang dilakukan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) dan PT Propan Raya adalah menjadikan Desa Warukin sebagai desa tujuan wisata.
Program revitalisasi desa dengan mempercantik dan menambahkan ornamen-ornamen motif khas Dayak Warukin di bangunan-bangunan publik pun menjadi target utama. Tujuannya agar budaya Dayak Maanyan semakin dikenal semua orang, terutama masyarakat setempat.
Adalah Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) yang berinisiatif untuk terus menjaga sejarah Bangsa Indonesia di Desa Warukin. Sebelum membuat program “Beautifikasi Desa Warukin”, YABN juga mendukung Gerakan Tabalong Bersih dan Hijau (Genta Si Hijau).
Gerakan ini menitik beratkan pada peningkatan kesadaran dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Tabalong untuk menjaga lingkungan dan mengelola sampah dengan benar. Kini, YABN siap meneruskan programnya ke jenjang yang lebih besar.
Product Marketing Officer Hendrikus Yanuar sedang memberikan materi presentasi pelatihan sekaligus memimpin aplikasi pengecatannya.
Menggandeng perusahaan cat asli Indonesia, PT Propan Raya, keduanya pun siap membuat Desa Warukin menjadi destinasi budaya baru di Kalimantan Selatan. Apalagi, Desa Warukin ini merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, yang ada Suku Dayak Maanyan.
“Desa Warukin ini satu-satunya desa di Kabupaten Tabalong yang ada Suku Dayak Maanyan-nya. Lebih dari 90% dihuni suku asli Dayak Maanyan, sisanya bervariasi. Makanya, di sini juga adat istiadatnya juga sangat kental dengan peraturan adat istiadat Suku Dayak Maanyan,” ucap Dedi Unjang, Kepala Desa Warukin.
Melihat latar belakang suku, adat istiadat yang masih kental, dan lokasinya yang cukup strategis dari Ibu Kota Kabupaten (12 km), menjadi salah satu potensi yang dapat diangkat menjadi daya tarik wisata. Selain untuk menumbuhkan ekonomi masyarakatnya, juga untuk memperkenalkan keberadaan Suku Dayak Maanyan hingga bisa dikenal di seluruh Indonesia, bahkan dunia.
Apalagi, di desa ini terkenal dengan legenda seorang tokoh bernama Naworaha yang menjadi cikal bakal lahirnya Desa Warukin. Untuk mengenang sejarah ini, rencananya akan digambar di satu dinding, yakni sebuah gambar mural yang menceritakan sang Tokoh Nawohara. Lokasinya berada di depan Balai Adat.
Masyarakat sangat antusias diberikan pelatihan pengecatan oleh PT Propan Raya.
“Kami akan mempercantik Balai Adat karena di tempat ini juga menjadi pusat kegiatan masyarakat. Di area depannya nantinya akan dibuat berbagai taman dan panggung. Selain itu, kami akan membuat dinding mural yang gambarnya menceritakan tentang tokoh bernama Naworaha dengan menggunakan cat Propan,” ucap PLT Superviser Bidang Pendidikan dan Kesehatan YABN, Agung Nugroho.
Agar tak terjadi kesalahan pengecatan baik pada area Balai Adat, dinding mural, maupun fasilitas umum lainnya, PT Propan Raya juga menerjunkan tenaga ahli pengecatan untuk memberikan pelatihan dasar pengecatan. Adalah Product Marketing Officer Hendrikus Yanuar, yang memberikan materi presentasi pelatihan sekaligus memimpin aplikasi pengecatannya.
“Kualitas hasil akhir pengecatan tak hanya bergantung kepada produknya, tetapi juga dipengaruhi oleh alat yang digunakan, media yang dicat, dan cara mengecatnya. Semua harus diperhatikan dan jangan sampai terjadi kesalahan agar hasilnya maksimal,” ucap Hendrikus Yanuar.
Masyarakat pun sangat senang dengan adanya pelatihan pengecatan ini. Mereka juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran tim PT Propan Raya dan YABN yang memperhatikan Desa Warukin. “Saya atas nama warga mengucapkan terima kasih. Semoga, ini menjadi langkah awal untuk membuat Desa Warukin menjadi salah satu desa tujuan wisata dan masuk ke dalam agenda wisata Kementrian Pariwisata,” tutup Kepala Desa.