Bali terpilih menjadi tempat pertama diadakannya roadshow Arsitektur Nusantara yang diselenggarakan oleh Propan Raya, pada Rabu, 10 April 2019. Lokasi tepatnya berada di Aula Wicwakarma Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana (UNUD), Bali. Antusias para peserta saat mendengarkan kuliah umum pun terlihat selama acara roadshow Arsitektur Nusantara berlangsung.
Pada acara perdana roadshow Arsitektur Nusantara 2019 dihadiri oleh Asisten 1 Walikota Denpasar, I Made Toya SH, MH; Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Denpasar, Desiree Mulyani; Ketua Ikatan Arsitek Indonesia area Bali, I Kadek Prana Jaya; Wakil Dekan 1 FT UNUD, Prof Ir. Ngakan Putu Sueca, MT, PHD; Koprodi Arsitektur FT UNUD, Prof. Dr. Ir. A. A. Ayu Oka Saraswati, MT; para dosen arsitektur Universitas Udayama; komunitas arsitek; mahasiswa-mahasiswi arsitektur, dll.
Terselenggaranya acara roadshow Arsitektur Nusantara 2019, tak terlepas dari dukungan Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) Universitas Udayana, yang disebut dengan HMA Wicwakarma, serta Propan Raya cabang Bali. “Kami memang ingin melibatkan para generasi muda agar mereka lebih kreatif dan memiliki tanggung jawab, di luar belajar,” ucap Direktur PT Propan Raya, Yuwono Imanto.
Dengan dipukulnya gong oleh Asisten 1 Walikota Denpasar, I Made Toya SH, MH, maka acara roadshow Arsitektur Nusantara resmi dibuka.
Perlu diketahui, roadshow Arsitektur Nusantara 2019 ini merupakan bentuk realisasi dari kado ulang tahun ke-70 yang diberikan oleh CEO PT Propan Raya Kris Rianto Adidarma kepada Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo, M. Arch., yang tercetus pada acara Sarasehan Arsitektur Nusantara di Surabaya pada 12 Maret 2018. Semangat Prof. Josef-lah yang membuat Kris Rianto Adidarma tergugah untuk memberikan kado terindah ini.
Acara dimulai dengan sambutan dari Koprodi Arsitektur FT UNUD yang dalam hal ini diwakili oleh I Wayan Wiryawan. “Bukan sebuah hal mudah bisa menghadirkan para pembicara yang luar biasa ini. Kami beruntung, bisa dipilih Propan untuk menyelenggarakan acara ini di kampus Udayana. Kami yakin semua orang yang hadir di sini, baik mahasiswa, praktisi, maupun kami dari civitas akademi, bisa menimba banyak ilmu,” ucapnya.
Ketua IAI, I Kadek Prana Jaya, dalam sambutannya sangat menyanjung acara ini. Apalagi, tema yang diusung Propan Raya sangat dibutuhkan para arsitek, yakni Peranan Arsitektur Dalam Pengembangan Industri Kreatif dan Pariwisata Indonesia. “Kenapa arsitek harus masuk ke dalam industri kreatif? Karena arsitek dapat menumbuhkan industri-industri kreatif lainnya, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan menarik masyarakat luas untuk datang,” ucapnya
Para pembicara (ki-ka) Yuwono Imanto, Realrich Sjarif, Prof. Josef Prijotomo, Putu Rumawan Salain (moderator), dan Sunardi Liemantika.
Asisten 1 Walikota Denpasar, I Made Toya SH, MH, mengungkapkan pemerintah Denpasar sangat mendukung kegiatan ini. “Desain arsitektur yang berbasis industri kreatif dapat menjadi tulang punggung bangsa Indonesia selain industri berbasis pariwisata dan budaya. Apalagi, jika semuanya di gabungkan. Maka Indonesia akan menjadi negara yang hebat,” ucapnya. Made menjelaskan contoh nyata hasil kolaborasi ini adalah dibangunnya Pasar Badung yang dibangun dengan konsep Arsitektur Bali berbasis ekonomi kreatif.
Para pembicara yang mengisi roadshow kali ini adalah Product Manager Propan Raya, Ir. Sunardi Liemantika, yang membawakan tema “Peranan Produk Propan Raya Dalam Mendukung Arsitektur Dan Pariwisata Indonesia”; serta Direktur PT Propan Raya sekaligus Dewan Pengarah Indonesia Creative Cities Network, Dr. Ir. Yuwono Imanto, MBA., yang membawakan tema “Ekosistem Inovasi Industri Kreatif dan Arsitektur sebagai Infrastruktur Pengembangan Kota Kreatif di Indonesia”; pada sesi pertama.
Yuwono menegaskan, saat ini kita dituntut untuk mengembangkan perekonomian yang bertumpu pada kreativitas. “Peran arsitektur dalam pengembangan industri kreatif dan pariwisata berada di level penting. Apalagi, di tengah era informasi yang akut dengan berbagai perubahan super cepat. Arsitek harus memiliki jiwa-jiwa super kreatif hingga peran arsitektur tidak hanya mempercantik bangunan dan kota, tetapi memiliki fungsi yang lebih luas lagi, seperti pariwisata dan menarik investor,” ucap Yuwono.
Acara roadshow Arsitektur Nusantara di Udayana sangat ramai diikuti banyak orang.
Sementara, sesi kedua menghadirkan Founder sekaligus arsitek dari konsultan RAW Architecture, Realrich Sjarif, ST. M. Arch., yang membawakan tema “Arsitektur Nusantara dan Penerapannya Pada Kota Kreatif dan Pariwisata Indonesia”; serta akademisi, peneliti, penulis, pemerhati Arsitektur Nusantara, Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo, M. Arch., yang membawakan tema “Arsitektur Nusantara dan Regionalisme Kota Kreatif Indonesia”. Semua sesi dipandu oleh moderator, Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, M. Si.
“Arsitektur Nusantara bukan arsitektur tradisional, bukan arsitektur vernakular. Secara prinsip, Arsitektur Nusantara desainnya harus terinspirasi dari nilai-nilai kelokalan. Tetapi jangan sampai terjebak dengan arsitektur tradisional,” ucap Josef Prijotomo. Ia pun menjelaskan dengan contoh gambar, dalam Arsitektur Nusantara boleh saja gabungan dari 2 arsitektur tradisional yang dimodifikasi. Misal, bawahnya arsitektur tradisional Bali, atasnya Padang.
Para peserta sangat senang dengan hadirnya para pembicara ini. “Dengan adanya kuliah ini, semoga lahir arsitek-arsitek muda yang super kreatif, yang dapat mengharumkan nama bangsa di mata Internasional,” ucap Yuwono Imanto. Salam Arsitektur Nusantara.