Dedikasi PT Propan Raya terhadap Arsitektur Nusantara bisa dikatakan sangat luar biasa. Tak heran, jika Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya menobatkan PT Propan Raya sebagai lokomotif pengembangan Arsitektur Nusantara. Di tahun ini, ada banyak kegiatan yang diusung PT Propan Raya terkait dengan Arsitektur Nusantara. Salah satunya adalah mendukungan acara Seminar dan Sarasehan Arsitektur Nusantara 2018.
Arsitektur Nusantara sudah mendarah daging di tubuh PT Propan Raya. Sejak perusahaan ini didirikan pada tahun 1979 oleh Hendra Adidarma selaku Presiden Direktur PT Propan Raya, sudah memikirkan bagaimana membuat sebuah produk cat yang bisa memperkuat sekaligus memperindah bangunan Arsitektur Nusantara. Di titik ini Hendra Adidarma sangat sadar bahwa banyak bangunan Arsitektur Nusantara terbuat dari kayu yang perlu dilindungi.
Dari produk, kemudian lahir Warna Nusantara. Inspirasinya lahir dari keindahan negeri yang kaya akan warna, budaya, dan flora-faunanya. Nama-nama yang dipilih PT Propan Raya pun sangat khas dengan Nusantaranya, dari mulai Pusako Minang Sumatera Barat, Gelora Toraja Sulawesi selatan, Kalimantan Si Paru-Paru Bumi, Eksotika Bali, Karisma Yogyakarta, dan Etnika Nusa Tenggara Timur.
CEO PT Propan Raya Kris Rianto Adidarma sedang menjelaskan beberapa agenda perusahaan terkait dengan Arsitektur Nusantara.
Direktur PT Propan Raya Yuwono Imanto menerangkan bahwa inovasi yang dilakukan perusahaan terus berkembang. “Bukan hanya pada produknya saja, tetapi pada kegiatan dan program CSR-nya juga,” ucap Yuwono Imanto. “Sayembara Desain Arsitektur Nusantara menjadi salah satu bukti nyata PT Propan Raya mendukung Arsitektur Nusantara,” tambah Yuwono Imanto sebagai salah satu pencetus ide Sayembara Desain Arsitektur Nusantara.
Tercatat, sudah 5 (lima) kali PT Propan Raya menyelenggarakan sayembara Desain Arsitektur Nusantara. Sayembara Desain Rumah Budaya Nusantara (2013), Sayembara Desain Desa Wisata Nusantara (2014), Sayembara Desain Bandar Udara Nusantara (2015), Sayembara Desain Rumah Wisata (Homestay) Nusantara (2016), dan Sayembara Desain Restoran Nusantara (2017).
Baca juga: Luar Biasa! Acara Yang Didukung Propan Ini Dihadiri Banyak Arsitek Terkenal Indonesia
Kris Rianto Adidarma membeberkan program lainnya terkait dengan program PT Propan Raya yang terkait Arsitektur Nusantara. “Selain menyelenggarakan Sayembara Desain Arsitektur Nusantara, PT Propan Raya juga pernah melakukan kegiatan Konsorsium Kota Tua Jakarta bersama Dinas Pariwisata Provinsi DKI dan revitalisasi Kota Tua Jakarta, melakukan pengecatan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Mendukung pelestarian budaya dan arsitektur tradisional Wae Rebo, serta masih banyak lagi,” ucapnya.
Kali ini, PT Propan Raya bekerjasama Fakultas Arsitektur Desain dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (FADP – ITS) mendukung acara Seminar dan Sarasehan Arsitektur Nusantara. Acara ini diselenggarakan dalam rangka menempatkan Arsitektur Nusantara sesuai jati dirinya dalam perkembangan Arsitektur Indonesia diantara Arsitektur Mancanegara.
Acara Seminar dan Sarasehan Arsitektur 2018 ini dihadiri oleh para arsitek hebat tanah air.
Dilaksanakan pada 12-14 Maret 2018, acara ini sengaja dipilih bertepatan dengan masa purna tugas (pensiun) Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo, M. Arch dan ulang tahunnya yang ke-70. Beliau adalah seorang pendidik di Departemen Arsitektur FADP-ITS yang selalu berusaha membenahi Arsitektur Nusantara dalam sudut tinjau ilmu arsitektur dan berusaha meletakkan Arsitektur Nusantara setara dengan mancanegara.
Mengambil tema “Peng-Konteks-an Arsitektur Nusantara”, acaranya dikemas dalam bentuk Sarasehan (diskusi panel), Malam Ramah Tamah (Bojana Purnaning Jejibahan), Seminar Nasional, dan Arsitektur Tour ke Bangkalan, Madura. Peserta yang mengikuti acara ini adalah anggota IPLBI, dosen, mahasiswa, pemerhati budaya dan arsitektur, serta arsitek.
Baca juga: Ini Kado Propan Untuk Profesor Josef Prijotomo dan Arsitektur Nusantara!
“Semoga dengan adanya acara ini akan melahirkan inspirasi-inspirasi desain pada karya para arsitek, terutama generasi muda. Jangan sampai Arsitektur Nusantara tinggal nama. Mari kita jaga bersama-sama, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya. Salam Arsitektur Nusantara,” tutup Yuwono Imanto.