Cirebon menjadi salah satu kota yang sangat berkembang pesat di Jawa Barat setelah Bandung dan Bekasi. Tak heran, jika kota yang awalnya berstatus kota transit kini berubah menjadi kota tujuan. Dari sekian banyak tujuan orang yang datang ke Cirebon, secara garis besar ada 4 hal yang dituju: wisata, kuliner, belanja, dan bisnis di bidang properti.
Berkembangnya Kota Udang, julukan bagi Kota Cirebon, dipicu oleh banyak hal. Beberapa diantaranya adalah keberadaan jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang mulai beroperasi pada 2015, hadirnya jalan double track kereta api Jakara-Cirebon, serta diresmikannya Bandara Udara Kertajati di Majalengka yang lokasinya dekat dengan Cirebon.
Perkembangan ini memicu pemerintah Kota Cirebon untuk berbenah diri di semua sektor. Tak hanya yang berhubungan langsung dengan keempat hal yang dituju banyak orang, yakni tempat wisata, kuliner, belanja, dan bisnis, tetapi juga merambah fasilitas pendukungnya, seperti mempercantik jalan sebagai akses dari dan menuju Cirebon.
Walau masih dalam proses perbaikan, tetapi perubahan sudah tampak di sepanjang Jalan Dr. Wahidin Cirebon
Jalan-jalan protokol yang sedang diperbaiki adalah Jalan Dr. Wahidin, Jalan Sunan Drajat, Jalan Karang Getas, Jalan Perjuangan, Jalan Raya Perumnas, dan Jalan Evakuasi. Dari sekian banyak jalan, Jalan Dr. Wahidin memang yang paling beda dengan jalan-jalan lainnya. Hal ini dikarenakan Jalan Dr. Wahidin tidak hanya sekadar dipercantik tetapi juga akan menjadi jalan percontohan yang diharapkan dapat diaplikasi di semua jalan di Cirebon.
Jalanannya tampak lebih rapi dan terawat. Seluruh area jalan atau pembatas jalan didesain dan dicat ulang. Di kanan kiri jalannya juga terdapat pedestrian yang nyaman bagi pejalan kaki. Dengan lebar pedestrian ±2m, di sepanjang area ini terdapat area pepohonan, pejalan kaki umum, dan pejalan kaki bagi disabilitas.
Pejalan kaki bagi disabilitas inilah yang menjadi pembeda dengan jalanan lain yang ada di Cirebon. Para pejalan disabilitas ini bisa memanfaatkan keramik yang sudah diletakkan di sepanjang jalan dan tidak terhalang apapun. Para pejalan kaki pun semakin nyaman karena di sepanjang jalan ini tidak ada aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di trotoar.
Dengan ukuran pedestrian selebar ini membuat para pejalan kaki jadi lebih nyaman jalan di sini.
Untuk mempercantik tampilan, sepanjang Jalan Dr. Wahidin dicat dengan menggunakan Propan Traffikote TFK - 110 SB. Cat ini juga menghias seluruh jalan lainnya yang ada di Cirebon. Propan Traffikote TFK - 110 SB merupakan cat berbahan dasar solvent base ini diformulasikan khusus untuk aplikasi pengecatan garis dan marka jalan yang terbuat dari beton atau aspal. Selain itu, cat ini juga direkomendasikan untuk pengecatan di area parkir, lantai pabrik, gudang, pusat perbelanjaan dan area lainnya.
Selain itu, untuk memaksimalkan keindahan jalan ini, Jalan Dr. Wahidin juga bakal menjadi jalan bebas dari reklame, baik di median maupun di trotoar. Ini jadi kesepakatan antara DPRD, Badan Keuangan Daerah (BKD) dan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR). Meski demikian, pembersihan media luar ruang ini masih butuh waktu.
“Sebuah kehormatan bagi kami, Propan Raya cabang Cirebon, bahwa pemerintah Kota Cirebon memilih Propan Traffikote untuk menghias seluruh jalan di kota Cirebon, termasuk Jalan Dr. Wahidin yang kami tahu akan dijadikan sebagai jalan percontohan. Sebagai produk asli Indonesia, tentunya ini juga sebuah kebanggaan bahwa produk kami bisa mendukung kota-kota di Indonesia menjadi lebih cantik dan menarik,” ucap Kepala Cabang Propan Raya cabang Cirebon Nur Rachmat.
Total, ada 10.000m2 jalan yang dicat dengan menggunakan produk ini. Nur Rachmat dan tim Propan Cirebon mendoakan semoga Cirebon semakin maju dan berkembang. Cirebon, bisa!