ITS terus berinovasi dengan terobosan-terobosan barunya. Setelah berhasil membawa motor listriknya, Gesits (Garansindo Electric Scooter ITS) ke tahap komersialisasi, ITS secara resmi mendirikan sebuah Teaching Industry pertama yang berfokus pada pengembangan industri perakitan sepeda motor listrik di Indonesia. PT Propan Raya, perusahaan cat asli Indonesia, turut mendukung lahirnya Teaching Industry yang diresmikan Menristekdikti.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Republik Indonesia Mohamad Nasir, meresmikan secara langsung peluncuran Teaching Industry di Gedung Riset Mobil Listrik ITS Surabaya pada Jumat, 15 Desember 2017. Teaching Industry yang baru pertama ada di Indonesia ini siap memfasilitasi berbagai masalah pengembangan industri otomotif listrik di Indonesia.
Mohamad Nasir mengungkapkan ITS sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah industri motor listrik di Indonesia. Ia pun mengungkapkan bahwa Teaching Industry yang didanai Kemenristekdikti ini dapat menjadi pelecut bagi peneliti perguruan tinggi untuk merealisasikan riset yang mereka miliki.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Republik Indonesia Mohamad Nasir sedang berjabat tangan dengan Industry Operation Managemenet Head Agoes Dwie Poernama.
“Riset yang hanya sebatas publikasi dan tidak bisa diserap industri bukanlah inovasi. Inovasi harus mampu dihilirisasi dan komersialisasi,” ucap Mohamad Nasir. Melalui teaching industry yang dinaungi Pusat Unggulan IPTEK Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI SKO) ITS, Mohamad Nasir berharap ITS berhasil menciptakan motor listrik berkualitas terbaik dengan harga yang kompetitif di pasaran sehingga karya anak bangsa ini dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Rektor ITS Prof Joni Hermana MSc ES PhD, juga menambahkan, Teaching Industry adalah bentuk keseimbangan dari peran perguruan tinggi dalam mengembangkan dan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal agar proses produksi masal dapat berjalan dengan baik. “Melalui program pelatihan Teaching Industry ini diharapkan mahasiswa memiliki bayangan terkait bagaimana sebenarnya industri otomatif berlangsung,” ujar Joni Hermana.
Dalam Teaching Industry ini, Rektor ITS menjelaskan bahwa ada delapan station proses manufaktur yang dimiliki meliputi station rangka (chasis), steering system, drive train, aksesoris, dua station pemasangan body, waiting, tes fungsi, dan performa. Hebatnya, di dalam Teaching Industry ITS ini, telah berhasil menghasilkan sebuah motor listrik hanya dengan waktu tunggu selama 5 menit di setiap station dan keseluruhan proses hingga jadi memakan selama 45 menit lewat konsep modular assembly.
PT Propan Raya menjadi salah satu yang mendukung lahirnya inovasi karya anak negeri.
Dr Muhammad Nur Yuniarto ST, Direktur PUI-SKO ITS, menerangkan bahwa konsep modular assembly ini sangat sesuai dalam mendukung proses pendidikan karena konfigurasinya dapat diubah sesuai kebutuhan. “Selain itu, hal ini juga didukung dengan seluruh fasilitas di Teaching Industry yang didesain sendiri sesuai kebutuhan,” ucap dosen Teknik Mesin ITS ini. Selain melibatkan mahasiswa ITS, Teaching Industry dengan tim 25 teknisi ini juga melibatkan lulusan SD, SMP, dan SMK dalam proses pembuatannya.
Berbagai terobosan dan inovasi inilah yang membuat PT Propan Raya tertarik untuk mendukung karya anak bangsa. “Sebagai perusahaan cat asli Indonesia, kami tentunya senang ada karya nyata anak bangsa yang lahir kembali. Ke depannya, semoga produk Indonesia jadi tuan di rumah sendiri. Selamat atas diluncurkannya Teaching Industry ITS,” tutup Industry Operation Managemenet Head Agoes Dwie Poernama.