Bintaro Design District (BDD) kembali digelar pada tahun 2024 ini, berlangsung pada 30 Oktober-9 November 2024, BDD menjadi daya tarik tersendiri bagi para arsitek dan designer. Hampir seluruh arsitek wilayah Bintaro bahkan area luar turut berpartisipasi menjadi exhibitor dalam sebuah instalasi.
Kinematic Pavilion 2.0 - Percussion oleh Helen Agustine
BDD 2024 mengusung tema 'Analog Reality' yang mengandung pesan untuk kembali kepada sentuhan manusia dan menampilkan karya-karya dengan menekankan elemen dan pendekatan berbasis human (orang).
Di tahun ini, Propan Raya turut berbangga dapat kembali menjadi bagian dalam kegiatan Bintaro Design District 2024 melalui Kinematic Pavilion 2.0 dan BDD apps.
Kinematic Pavilion 2.0 merupakan instalasi arsitektural-musikal oleh arsitek Helen Agustine dari Seniman Ruang yang berkonsep kubah instrumen perkusi. Konsep Kinematic Pavilion 2.0 ini mengadaptasi instalasi Kinematic Pavilion pertama yang memenangkan instalasi terbaik pada pameran ARCH:ID 2024. Dengan mengangkat tema instrumen perkusi, instalasi ini menggunakan alat music sederhana dari material ramah lingkungan, seperti tongofon dari pipa PVC, drum perkusi dari sekam padi dan sampah plastik, dan tirai panggung dari anyaman kain bekas.
Alat Musik Perkusi Sederhana dari Pipa PVC
Pipa PVC yang disusun sesuai tangga nada hingga seperti tongofon ini sebelumnya melalui berbagai eksplorasi. Eksplorasi dimulai dari menentukan tangga nada yang tepat hingga memilih warna akhir sebagai finishing tongofon. Untuk menciptakan hasil finishing yang eye catching dan menarik, dipilih tema colorful melalui metode hydro dip dengan memadukan ragam warna Propan.
Produk Propan yang digunakan untuk hydro dip pipa PVC adalah Sengkote DTM sebagai base dan Zebra Synthetic untuk membentuk pattern warna. Kombinasi warna yang dipilih adalah warna-warna pastel, seperti cream yellow, teal, light orange, pink purple, dan brown. Proses trial & error terus dilakukan hingga mendapat kombinasi warna yang cantik, yaitu efek marmer yang menjadi daya tarik tinggi pada Kinematic Pavilion 2.0.
Helen Agustine mengaku bahwa ini kali pertamanya mencoba mewarnai PVC dengan metode hydro dip. “Ini merupakan sebuah ide yang bagus untuk mengkombinasikan cat dengan building material PVC dan menjadikannya sebuah instalasi musik” ucap Helen.
Eksplorasi Musik oleh Para Pengunjung
Kinematic Pavilion 2.0 didesain portable dan sederhana sehingga dapat dipindah-pindah ke lokasi lain. Berlokasi di Hutan Sampireun, instalasi ini banyak mendapat perhatian khusus dari berbagai pengunjung.
Dalam proses pengerjaan instalasi Kinematic, Rootslab kontraktor instalasi yang diwakili oleh Fin Yourdan Kasali, mengatakan bahwa untuk instalasi Kinematic ini merupakan kolaborasi yang apik dengan memfokuskan untuk memanfaatkan barang-barang recycle.
Yuwono Imanto selaku Direktur Propan Raya turut berbangga dapat kembali menjadi bagian dari Bintaro Design District. “Sesuai dengan komitmen Propan yang terus mendukung perkembangan dunia arsitektur, Propan berbangga dapat turut serta berkolaborasi pada kegiatan komunitas arsitek dan desainer di Indonesia, contohnya Bintaro Design District. Harapannya kegiatan Bintaro Design District dapat menginspirasi para arsitek-arsitek muda di Indonesia untuk terus berkarya” ujar Yuwono Imanto.
Tim Seniman Ruang dan Tim Propan Raya
Desain Kinematic Pavilion 2.0 yang sederhana menjadi sebuah hal yang unik dan mencerminkan tema analog yang mudah dipahami oleh semua kalangan. Instalasi ini juga menjadi bukti bahwa arsitektur bukan hanya sekedar tentang ruang dan huni tetapi juga dapat menjadi sarana interaksi komunitas melalui kreasi musik. Rencananya, instalasi Kinematic Pavilion 2.0 ini akan digunakan untuk pertunjukkan band saat closing Bintaro Design District 2024.