Sukses menyelenggarakan acara “Graffiti Mlebu Deso” yang pertama pada 1-2 Desember 2018 lalu di sepanjang Jalan Raya Ngadirejo, Dandu, Ngadirejo, acara serupa kembali dilaksanakan oleh Propan Zebra Pro, Crew Graffiti NSK, dan Flame Graffiti Store. Pada acara yang kedua, Graffiti Mlebu Deso diselenggarakan di Dusun Wonosroto, Kedu, Temanggung.
Graffiti Mlebu Deso atau Graffiti Masuk Desa, lahir dari sebuah keresahan yang hadir di benak para pecinta graffiti pemula atau disebut writers di wilayah Temanggung, Jawa Tengah. Mereka menyadari dengan lokasi yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan membuat para writers Temanggung sulit untuk bisa tampil eksis dan menunjukkan karyanya. Jangankan untuk membuat event graffiti besar, event kecil pun sangat sulit dihadirkan.
Hadirnya Graffiti Mlebu Deso bak sebuah oase di tengah padang pasir. Graffiti Mlebu Deso saat ini menjadi wadah bagi para writers yang berasal dari berbagai desa di wilayah Temanggung untuk menunjukkan eksistensi dan karyanya. Dengan adanya aktivitas ini, mereka percaya bahwa semua writers, termasuk yang tinggal di desa, berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam mencintai sekaligus mempublikasikan karya seni graffiti-nya.
Masyarakat sangat antusias melihat proses pembuatan karya graffiti dengan menggunakan Propan Zebra Pro.
“Kita semua tahu bahwa selama ini kiblat acara graffiti selalu berada di kota-kota besar seperti di Yogyakarta, Makassar, Bali, dan seperti acara Street Dealing di Jakarta. Untuk kota kecil sedikit, bahkan hampir enggak pernah menyentuh pedesaan. Untuk itu, kami berinisiatif membuat acara berbeda, di desa, yang sesuai dengan kultur di daerah kami,” ucap Ketua Acara Graffiti Mlebu Deso #2, Hafis.
“Bagaimanapun, dengan adanya acara ini kami ingin membuka wawasan bahwa semua writers, walaupun lokasinya di kota terpencil seperti desa, memiliki kesempatan yang sama juga untuk mengenal lebih dalam dunia graffiti beserta seni yang terkandung di dalamnya. Dengan adanya Graffiti Mlebu Deso ini kami juga ingin mempopularkan seni graffiti ini ke masyarakat yang ada di pedesaan,” tambah Hafis.
Berbagai gambar graffiti berhasil memberi warna lain pada perumahan penduduk sekitar.
Apalagi, media yang digunakan untuk menyemarakkan acara Graffiti Mlebu Deso #2 dalam membuat karya para artis graffiti melibatkan bangunan masyarakat sekitar. Ada yang digambar di rolling door garasi, dinding bagian depan rumah, dinding bagian samping rumah, warung, area publik, dan masih banyak lagi. Beragam gambar ini mampu mempercantik bangunan
Perlu diketahui bahwa Graffiti Mlebu Deso #2 yang diselenggarakan pada 18-19 Mei 2019, juga termasuk ke dalam acara “Road to Nusanthetic” yang digagas oleh Propan Zebra Pro. Berlokasi di Dusun Wonosroyo, Kedu, Temanggung, acara Graffiti Mlebu Deso #2 ini dihadiri oleh banyak artis grafitti tanah air.
Semua gambar graffiti yang dibuat disesuaikan dengan keahliah para artis graffiti.
Tercatat, ada 67 artis graffiti tanah air yang berasal dari 13 kota, yakni Magelang, Yogyakarta, Semarang, Sukoharjo, Solo, Wonogiri, Tuban, Sragen, Pekalongan, Cilacap, Klaten, dan Salatiga yang turut menyemarakkan acara. Tak ketinggalan, writers lokal asal Temanggung juga turut menyemarakkan acara Graffiti Mlebu Deso #2.
Selain berkutat dengan seni graffiti, acara ini juga dijadikan ajang untuk memperkenalkan keindahan alam desa Temanggung kepada para artis graffiti tanah air. “Secara geografis, Temanggung memiliki keindahan alam yang luar biasa. Dikelilingi oleh pegunungan dengan kondisi alam yang sejuk dan kehidupan pedesaan yang tentram adalah hal yang perlu diketahui oleh banyak orang. Semoga Temanggung bisa semakin dikenal banyak orang,” ucap Hafis, menutup pembicaraan.