Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia, Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO), Indonesia National Shipowners Association (INSA), Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Penyeberangan (Gapasdap), serta Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), menyelenggarakan Seminar “Optimalisasi Nilai Aset Marine Dengan Coating Standar International”. PT Propan Raya, sebagai perusahaan cat asli Indonesia, yang memproduksi marine coating atau cat kapal turut mendukung terselenggaranya seminar ini.
Indonesia sejatinya merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya yang sangat melimpah, baik itu sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya. Melihat kekayaan yang luar biasa ini, Indonesia seharusnya bisa berdiri di atas kaki sendiri, Indonesia seharusnya bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Realitanya, Indonesia masih belum sepenuhnya bisa berdiri sendiri dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Pada banyak aspek kehidupan, Indonesia masih banyak tertinggal. Bahkan, beberapa sektor masih bertumpu pada suplai dari negara luar atau mengimpor demi memenuhi kebutuhan.
Melihat realita ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK), membuat sebuah program yang diberi nama Nawa Cita. Nawa Cita adalah sembilan program yang dicetuskan oleh Jokowi-JK yang bertujuan membuat Indonesia lebih maju dan mandiri dalam semua aspek kehidupan, serta menjadi rumah di negeri sendiri.
Pemukulan gong sebagai tanda dimulainya seminar “Optimalisasi Nilai Aset Marine Dengan Coating Standar International”.
Program yang dicanangkan pemerintah ini pun direspon positif oleh banyak pihak, termasuk asosiasi di bidang kelautan. IPERINDO (asosiasi yang bergerak di galangan kapal), INSA (asosiasi para pemilik kapal), Gapasdap (asosiasi para pengusaha angkutan air), dan BKI (biro klasifikasi yang memberikan sertifikasi kapal), menjadi salah satu asosiasi yang mendukung program pemerintah ini. Bagi mereka, dengan kekayaan laut yang ada, seharusnya Indonesia bisa menjadi yang terbaik dalam bidang kelautan.
Apalagi, pemerintah juga menggalakkan program Tol Laut. Program ini ditujukan untuk membuat jalur pelayaran bebas hambatan guna menghubungkan semua pulau yang ada di seluruh penjuru Indonesia. Setelah terhubung dengan Tol Laut, harapannya aksesbilitas antar-pulau di Indonesia menjadi lebih baik. Perekonomian Indonesia pun diharapkan bangkit dan merata di seluruh daerah, tanpa terkecuali. Tidak ada lagi yang namanya kelangkaan barang seperti sembako, BBM, susahnya mencari bahan bangunan, dan masih banyak lagi.
Kepala Seksi Sumber Daya, Sarana, dan Prasarana Industri Kementrian Perindustrian (Kemenperin), Sungkono, memaparkan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung program pemerintah. “Meningkatkan kompetensi dari sumber daya manusia, mendukung dan memberi kemudahan dalam segala hal bagi para pelaku industri tanah air agar mereka semakin maju, serta membuat aturan-aturan yang dapat mendukung industri marine Indonesia dapat sesuai dengan standar industri marine internasional,” ucapnya.
Semua penyelenggara dan pendukung acara seminar marine di Surabaya melakukan sesi foto bersama.
Ketua Umum DPP Gapasdap, Khoiri Soetomo, mengatakan dibutuhkan hal-hal di atas untuk membuat industri marine berkembang pesat, apalagi bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi industri marine, baik pada saat kapal sedang berlayar atau kapal bersandar terlalu lama dimana keduanya memiliki permasalahan yang kompleks. Masalah ini menyangkut banyak aspek, salah satunya terkait dengan coating.
“Tantangan pertama menyangkut bagaimana coating marine dapat bekerja lebih baik melindungi kapal yang sering berlayar, terutama jika dihubungkan pada kondisi perairan di laut yang berubah sangat cepat. Kedua, bagaimana industri coating marine dapat mencegah fouling menempel cepat pada lambung kapal pada saat kapal tidak banyak berlayar. Ketiga membuat coating marine yang berkualitas dengan harga yang kompetitif,” ucap Khoiri Soetomo.
Demi meminimalisir masalah pada kapal serta membuat Indonesia lebih maju dan mandiri di bidang kelautan, IPERINDO, INSA, Gapasdap, dan BKI, menyelenggarakan seminar edukasi berjudul “Optimalisasi Nilai Aset Marine Dengan Coating Standar International” yang berlangsung di Grand Marcure Hotel, Surabaya, pada 23 November 2017. Acara ini menggandeng Kementerian Perindustrian dan didukung penuh oleh PT Propan Raya yang memproduksi cat Propan Marine.
Acara seminar ini dihadiri oleh banyak kalangan yang bergerk di industri marine.
Diangkatnya judul ini dikarenakan ada banyak masalah terkait dengan pengecatan pada kapal yang seharusnya bisa lebih dioptimalkan kembali. Misal, untuk kasus kesalahan dalam memilih jenis cat. Cat kapal menjadi gampang mengelupas dan pudar sehingga membuat badan kapal mudah terkena korosi air laut. Selain itu, umur cat kapal menjadi kurang optimal dan ada kemungkinan tidak sesuai dengan aturan standar periode pengecatan ulang yang berlaku.
Perlu diketahui, biaya yang harus dikeluarkan untuk mengecat ulang kapal terbilang sangat besar. Kapal harus diangkat dari laut agar proses pengecatan ulang bisa dilakukan. Semakin besar ukuran kapal, maka proses yang dijalani akan semakin rumit dan sulit. Peralatan yang dibutuhkan pastinya super kompleks dan biaya yang dikeluarkan akan semakin membengkak. Maka pengetahuan dan standar yang benar secara Internasional perlu diketahui oleh para pelaku di industri perkapalan.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang cat, PT Propan Raya dengan semangat nasionalismenya terpanggil untuk berkontribusi dalam program pemerintah sekaligus menjadi solusi dalam menghadapi permasalahan cat kapal yang ada di Indonesia. Melalui riset dan developmennya dengan menyesuaikan iklim di Indonesia, PT Propan Raya telah mengembangkan coating marine yang berkualitas dengan standar internasional, bernama Propan Marine.
Para peserta mendengar dengan seksama materi yang disampaikan para pembicara karena mereka tahu bahwa biaya coating untuk kapal itu tinggi nilainya.
“Marine diproduksi di dalam negeri, tetapi kualitasnya tidak kalah dengan cat produksi luar negeri. Yang menjadi nilai plus, Propan Marine sudah lolos uji antifouling dan mendapatkan sertifikat Antifouling System dari BKI Class dan BV Class,” ucap Presiden Direktur PT Propan Raya, Hendra Adidarma. Antifouling system adalah sistem pencegahan terhadap menempelnya organisme perairan yang tidak diinginkan pada lambung kapal di bawah garis air yang membahayakan penumpang karena memberi tambahan berat.
Direktur Industrial Coating Division PT Propan Raya, Nugroho Argopuranto, menegaskan bahwa dengan diperolehnya sertifikat ini berarti produk cat kapal Propan Marine keluaran PT Propan Raya memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar internasional. “Di sisi lain, dengan menggunakan cat asli Indonesia berstandar Internasional merupakan sebuah dukungan dalam meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sehingga dapat membuat produk-produk dalam negeri menjadi raja di negeri sendiri,” ucapnya.
Selain itu, Nugroho Argopuranto mengungkapkan bahwa Propan Marine ini merupakan sangat ramah lingkungan karena berbasis air (water based). “Tak perlu khawatir, walau produknya berbasis air tetapi produk ini memiliki ketahanan yang luar biasa, dapat menempel dengan substrat dengan baik, tidak mudah pudar, dan terpenting produk ini tidak mengeluarkan bau yang menyengat,” ucapnya.
Aplikasi produk Propan Marine yang bisa dilihat semua orang yang bergerak di industri marine.
Yang menarik, PT Propan Raya tak sekadar menjual produk catnya saja, tetapi juga memiliki tenaga ahli pengecatan di bidang pengecatan cat marine yang diberi nama Propan Technical Advisor. Dengan memilih Propan Technical Advisor, proses pengecatan akan lebih optimal dan hasil yang lebih baik karena mereka memiliki bertanggung jawab terhadap semua proses dari mulai pemilihan cat, pengerjaan, hingga pengawasan. Dengan hadirnya Propan Technical Advisor, PT Propan Raya akan menjadi solusi di industri pengecatan sebagai “Your Partner in shipyard & voyage”.
Jadi, jangan lupa. Cari cat kapal, Cari Propan Marine.