PT Propan Raya terus melakukan dukungan terhadap perkembangan pembangunan ekonomi di Indonesia, khususnya pada industri pelayaran nasional dengan mengusung dan menyukseskan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Dukungan ini sangat terlihat pada acara Rapat Kerja Nasional INSA 2018.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Melihat potensi yang sangat besar ini tak heran jika Presiden RI Joko Widodo ingin menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Tujuan adalah menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, serta memberdayakan potensi maritim guna mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.
Untuk menuju negara Poros Maritim Dunia dibutuhkan banyak hal, terutama perbaikan dari segala aspek kemaritiman meliputi infrastruktur, politik, sosial-budaya, hukum, keamanan,dan ekonomi. Penegakkan kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan, menjadi program yang tak boleh dilupakan juga.
Dari PT Propan Raya, acara ini dihadiri Hendra Adidarma (Presiden Direktur), Kris Adidarma (CEO), dan Nugroho Argopuranto (Direktur Industri).
Demi mendukung usaha bangsa Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia, PT Propan Raya bekerja sama dengan INSA (Indonesia National Shipowners Asscociation), yaitu Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional Indonesia, mengadakan Rapat Kerja Nasional 2018 yang mengambil tema “Peran INSA dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional”. Acara ini dilangsungkan di Thamrin Nine Ballroom, Gedung UOB, Jakarta, pada Kamis 2 Agustus 2018.
Presiden Direktur PT Propan Raya Hendra Adidarma mengungkapkan, bahwa dalam kegiatan ini PT Propan Raya ingin memperkenalkan lebih jauh produk-produk Propan yang sudah diakui dan disertifikasi sesuai standar IMO (International Maritime Organization). “PT Propan Raya ingin mendorong kualitas armada pelayaran nasional dalam mendukung kegiatan perekonomian nasional agar menggunakan produk dalam negeri sesuai asas Cabotage,” ungkap Hendra Adidarma.
Acara ini hahadiri banyak tamu penting di bidang kelautan dan menjadi ajang untuk menjalin kerjasama.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan bahwa transportasi laut memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia sebagai negara kepulauan. Selain kunci dari kelancaran arus barang dan orang, tumbuh kembangnya industri pelayaran juga akan mengerek kinerja industri terkait lainnya. Pada tahap ini, PT Propan Raya menegaskan bahwa kualitas produk Propan yang tak kalah dengan yang lain dan siap memperlancar transportasi kemaritiman Indonesia menjadi lebih baik.
Acara ini dihadiri sekitar 400 peserta yang terdiri dari pengurus DPP INSA, DPC INSA seluruh Indonesia dan anggota INSA. Rakernas ini bertujuan melaksanakan Anggaran Dasar INSA pasal 14 ayat 1 serta menindaklanjuti Hasil Rapat umum Anggota (RUA) INSA ke XVI di Jakarta, menginformasikan Pencapaian Program Kerja DPP INSA sesuai dengan rencana dan perkembangan pembangunan nasional di bidang kemaritiman yang akan dan sedang dilaksanakan saat ini.
Carmelita Hartoto berfoto bersama dengan tim PT Propan Raya.
Tujuan lainnya adalah mengidentifikasi persoalan persoalan yang masih ada dalam transportasi laut, baik persoalan kebijakan, investasi, organisasi, infrastruktur penunjang maupun operasional bottle neck bagi peningkatan daya saing usaha transportasi laut guna berpartisipasi dalam Masyarakat Ekonomi Asean. Sekaligus bertujuan merumuskan rekomendasi dan merealisasikan aksi di bidang transportasi laut secara komprehensif dan menyerahkannya kepada pemerintah sebagai kontribusi dari industri pelayaran nasional dengan harapan terjadi revolusi mental.
Sekretaris Umum INSA Budhi Halim berharap kebijakan-kebijakan yang sudah terbukti berdampak positif bagi industri pelayaran nasional dapat berjalan secara konsisten, seperti kebijakan asas Cabotage yang telah mengerek pertumbuhan jumlah armada niaga nasional dan industri terkait lainnya. “Peningkatan SDM Pelaut dan konsistensi kebijakan asas Cabotage juga tak boleh dilupakan karena menjadi bagian penting dalam menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia,” pungkasnya.
Semoga, dengan adanya sinergi dan semangat ini akan menjadi langkah nyata dalam merealisasikan Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia. Ayo, Indonesia Bisa!