Karya seni graffiti untuk beberapa orang masih dianggap sebagai vandalisme. Beberapa lainnya sangat mengagumi, karena karya seni ini tidak hanya menawarkan beragam gambar dan tulisan menarik, tetapi syarat akan pesan asik sekaligus kritik. Lantas, apa yang hendak dibangun Propan melalui Zebra Pro Graffiti dan Nusanthetic dengan mengangkat seni graffiti ke permukaan?
Sebelum melangkah jauh, perlu diketahui bahwa seni graffiti dalam bentuk paling sederhana merupakan peninggalan sejarah dan budaya dari leluhur kita. Tak hanya di Indonesia, seni ini telah tumbuh dan berkembang di seluruh penjuru dunia. Bahkan, dari penelitian menyebutkan bahwa para manusia prasejarah telah mengenal seni graffiti jauh sebelum manusia modern saat ini, yakni 30.000 tahun Sebelum Masehi.
Bukti yang paling nyata adalah adanya gambar-gambar dan tulisan yang terpampang nyata di dinding gua, pepohonan, atau bebatuan. Bentuknya pun masih sederhana, seperti gambar hewan, manusia, lingkungan sekitar, adat istiadat, kebiasaan, alat kerja, atau bentuk-bentuk abstrak lainnya. Graffiti makin mengemuka setelah mengokupasi New York, Amerika Serikat, pada tahun 1970-1990 lalu.
Seni graffiti telah menjalar ke banyak kalangan, anak-anak pun banyak yang menyukai seni graffiti.
Di Indonesia, seni graffiti juga pernah berkobar demi menyeruakkan semangat kecintaan para generasi muda terhadap bangsa. Berbagai macam gambar dan tulisan berisi pesan mendalam pun pernah hadir di sana-sini, seperti ayo berantas korupsi, Dirgahayu HUT RI, gambar cicak dan buaya, serta masih banyak lagi. Tetapi, karena media yang dipilih kurang tepat, membuat karya mereka banyak dipandang sebagai bentuk vandalisme.
Tak heran, jika aksi mereka pun sering berhadapan dengan aparat kota (Satpol Pamong Praja). Bahkan, tidak jarang pula mereka berhadapan dengan aparat kepolisian karena dipandang sebagai pelaku vandalisme yang merusak wajah kota. Image sebagai pelaku vandalisme pun sejujurnya belum sepenuhnya hilang dari para artis graffiti hingga saat ini.
Walau begitu, seni graffiti yang dianggap vandalisme nyatanya tetap dicintai di sebagian besar masyarakat Indonesia. Buktinya, ketika teknologi makin mengambil tempat, ketika media sosial makin merebut perhatian, ternyata seni graffiti tidak berhenti atau menghilang. Bahkan, seni graffiti kini banyak dijadikan sebagai objek dalam mempercantik karya arsitek atau desainer interior.
Kelebihan Propan Zebra Pro mampu membuat karya grafitti jadi terlihat menarik.
Artis graffiti sekaligus pemilik Flame Graffiti Store Anto Flame pun sangat merasakan bahwa karya seni graffiti saat ini semakin dihargai keberadaannya. “Saat ini jauh lebih baik. Pecintanya pun dari banyak kalangan. Tak hanya yang masih muda, yang anak-anak hingga tua pun masih banyak yang suka. Bahkan, tempatnya juga bukan hanya di jalanan, tetapi sudah masuk ke lokasi tempat wisata, bangunan, kafe, restoran,” ucap Anto Flame.
Para artis graffitinya pun kini mulai terbuka dan tidak perlu menutup diri. “Dulu sih kayaknya enggak ada yang mau identitas kebuka, karena ada kekhawatiran disebut sebagai pelaku vandalisme dan males berurusan dengan aparat,” ucap Anto. Tetapi kini, aparat saja bisa bersama-sama saling rangkul. Bahkan, beberapa pemerintahan juga sudah mau memakai jasa mereka untuk mempercantik wajah kota.
Demi mengubah image dari pelaku vandalisme ke pelaku seni yang siap mempercantik objek, area, atau kawasan, Propan Raya melalui produk Zebra Pro Graffiti siap memberikan edukasi dan ruang untuk para artis graffiti tanah air berkreasi. Mengusung tema “Nusanthetic” atau Nusantara Aestethic, Propan Raya ingin memperkenalkan artis-artis graffiti yang ada di daerah agar semakin dikenal di Indonesia, bahkan Mancanegara.
Karya grafitti seyogyanya bukan merusak, tetapi mempercantik. Bahkan, dapat membuat orang tertarik.
Selain itu, Propan Raya ingin menanamkan semangat cinta tanah air kepada para artis graffiti, serta membuat karya-karya yang berbudaya dan tidak meninggalkan adat istiadat bangsa. Tujuannya, menghilangkan image yang sudah melekat kuat di mata banyak orang sehingga artis graffiti semakin dihargai dan dihormati.
“Propan ingin mengubah image mereka sebagai pelaku vandalisme. Propan juga ingin memunculkan banyak artis graffiti sehingga bisa semakin dikenal banyak orang, bahkan hingga mancanegara. Propan juga ingin mendekatkan komunitas graffiti tanah air dengan komunitas graffiti internasional, dengan mengangkat karya yang bernilai seni dan budaya,” ucap RSR Head PT Propan Raya cabang Yogyakarta Agus Suryadi.
Untuk mewujudkan hal ini, Propan Raya menggandeng tim graffiti Flame Yogyakarta. “Direncanakan, akan ada puluhan acara yang akan kami buat selama setahun ini. Acaranya akan diselenggarakan di puluhan kota dengan melibatkan sekitar 35 toko aerosol di seluruh Indonesia. Selain itu, akan menggandeng beberapa artis graffiti tanah air untuk unjuk kebolehan yang dikemas dalam bentuk Jamming Graffiti,” ucap Anto Flame.
Dari rangkaian acara jamming ini, akan ditutup dengan sebuah pesta besar dengan mendatangkan para artis graffiti, baik nasional maupun internasional di Desember 2019. Dengan adanya kegiatan ini, semoga karya para artis graffiti bisa mendunia tanpa kehilangan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.