Sayembara Desain Restoran Nusantara 2017 yang diselenggarakan PT Propan Raya bersama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sudah memasuki tahap penjurian. Proses penjuriannya dilakukan di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Peluncuran acara Sayembara Desain Restoran Nusantara 2017 telah dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2017 lalu, di Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata. Acaranya langsung diresmikan oleh Menteri Pariwisata (Mempar) Arief Yahya dan pemilik sekaligus President Director PT Propan Raya Hendra Adidarma. Setelah melalui serangkaian proses, acara Sayembara Desain Restoran Nusantara 2017 kini memasuki tahap penjurian.
Berdasarkan data yang masuk melalui website arsitekturnusantara.propanraya.com, ada 686 orang/kelompok yang mendaftar sebagai peserta Sayembara Desain Restoran Nusantara 2017. Dari jumlah tersebut, ada 359 pendaftar yang mengirimkan karya ke PT Propan Raya, dengan total karya sebanyak 487. Jika dilihat dari prosentase, lebih dari 50% pendaftar website yang mengirimkan karyanya.
Ada 481 karya yang masuk dan mengikuti penjurian Sayembara Desain Restoran Nusantara 2017.
“Dengan waktu pengumpulan karya hanya satu bulan, jumlah ini melebihi target awal yang telah kami buat, yaitu 300 karya. Yang kami bangga, hampir semua karya yang masuk dirancang dengan konsep yang sangat menarik dan inspiratif. Rencananya, beberapa karya terpilih akan kami pamerkan pada malam penganugerahan pemenang di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata,” ucap Yuwono Imanto, Direktur PT Propan Raya.
Adapun rincian karya yang masuk adalah sebagai berikut: Danau Toba (Sumatera Utara) 59 karya, Tanjung Kelayang (Bangka Belitung) 32 karya, Tanjung Lesung (Banten) 35 karya, Kepulauan Seribu dan Kota Tua (Jakarta) 37 karya, Borobudur (Jawa Tengah) 84 karya, Bromo-Tengger- Semeru (jawa Timur) 54 karya, Mandalika (Lombok, NTB) 53 karya, Labuan Bajo (Flores, NTT) 44 karya, Wakatobi (Sulawesi Tenggara) 48 karya, serta Morotai (Maluku) 41 karya. Dari semua karya yang masuk, akan dipilih pemenang 1, pemenang 2, dan pemenang 3.
Penentuan pemenang akan diproses melalui proses penjurian. Para juri terpilih yang akan menilai karya peserta Sayembara Desain Restoran Nusantara 2017 adalah Yori Antar (Arsitek Profesional), Anneke Prasyanti (Arsitek Profesional), Eko Alvares (Arsitek Profesional), Hary Santosa Sungkari (Deputi Bidang Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif), Joko Suyono (Praktisi dan Akademisi bidang restoran), Haryadi BS Sukamdani (Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), dan Frans Teguh (Kementerian Pariwisata). Merekalah yang nanti akan menentukan juara berdasarkan destinasi wisatanya.
Debat pada acara penjurian Sayembara Desain Restoran Nusantara 2017 tak terhindarkan untuk menentukan yang terbaik.
“Ada 30 finalis yang akan mendapatkan hadiah dengan total Rp 1 miliar. Untuk pemenang pertama mendapatkan hadiah sebesar Rp 50 juta, pemenang kedua Rp 30 juta, dan ketiga Rp 20 juta,” ucap Yuwono Imanto. Pengumumam pemenangnya akan dilakukan pada tanggal 29 September 2017 di Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Perlu diketahui, acara Sayembara Desain Restoran Nusantara 2017 ini diselenggarakan demi mendukung program Kemenpar dalam mengembangkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas sebagai ‘Bali Baru”. Hal ini sesuai dengan instruksi yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo.
“Sayembara Desain Restoran Nusantara 2017 ini bertujuan untuk membuat desain pada tingkat gagasan yang akan dijadikan sebagai rujukan desain arsitektur nusantara bagi masyarakat dan investor dalam membangun restoran di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Inilah jajaran para juri dan panitia Sayembara Desain Restoran 2017.
Bagi PT Propan Raya, acara Sayembara Desain Arsitektur Nusantara ini bukan yang pertama. Sebelumnya, PT Propan Raya telah sukses menyelenggarakan acara serupa, dari mulai Sayembara Desain Arsitektur Nusantara (2013), Sayembara Desain Desa Wisata Nusantara (2014), Sayembara Desain Bandara Nusantara Alor (2015), hingga Sayembara Desain Rumah Wisata (2016).
“Kami, PT Propan Raya, sejak tahun 2013 secara konsisten mengadakan Sayembara Desain Arsitektur Nusantara. Kami sadar bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya. Sebagai anak bangsa, kita jangan sampai lupa dengan akar budaya bangsa, terutama terkait Arsitektur Nusantara,” tutup DR. Hendra Adidarma.
Dengan semua yang dilakukan PT propan Raya, Kementrian Pariwisata, dan Badan Ekonomi Kreatif, semoga semakin menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap Arsitektur Nusantara, terutama pada generasi muda. Salam Arsitektur Nusantara!