Jakarta, 4 Oktober 2019. Sayembara Desain Arsitektur Nusantara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia, dan PT Propan Raya, telah memasuki tahap akhir, yakni pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah. Bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar RI, acara ini berlangsung sangat meriah.
Pengumuman pemenang Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata (Tourism Information Center) 2019 dihadiri oleh Menteri Pariwisata (Menpar) RI Arief Yahya, serta jajaran petinggi dari Kemenpar, Bekraf, dan PT Propan Raya. Pada kesempatan ini, Menpar Arief Yahya tak sekadar menghadiri acara, tetapi turut memberikan hadiah bagi para pemenang sayembara, sekaligus menentukan pemenang utama.
Menpar Arief Yahya tak hanya datang, tetapi menjurikan dan mengumumkan pemenang utama.
Menpar Arief Yahya menjelaskan bahwa diselenggarakannya sayembara ini merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo dalam mengembangkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas sebagai “Bali Baru”. Selain itu, juga mendukung percepatan pembangunan pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Likupang, Sulawesi Utara.
“Pada tahun ini ada penambahan 1 destinasi baru yang kami masukan ke dalam sayembara desain, yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Sulawesi Utara. Jadi, total ada 11 destinasi yang dijadikan objek untuk didesain. Kami berharap melalui Sayembara Desain Arsitektur Nusantara ini, gaung Arsitektur Nusantara semakin menggema di seluruh negeri agar terus dijaga dan dilestarikan,” ucapnya.
Kris Rianto Adidarma sangat mendukung acara Sayembara Desain Arsitektur Nusantara yang telah terselenggara selama bertahun-tahun.
CEO PT Propan Raya Kris Adidarma, mengungkapkan bahwa Sayembara Desain Arsitektur Nusantara telah dilaksanakan sebanyak 8 kali, dimana 1 sayembara dikerjakan oleh Propan Raya sendiri, 3 sayembara hasil kolaborasi antara Propan Raya beserta Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenkraf), serta 4 sayembara terakhir kerjasama antara Kemenpar dan Bekraf. “Sayembara ini merupakan bentuk komitmen kami dalam melestarikan, mengkinikan, dan menduniakan Arsitektur Nusantara,” ucap Kris Adidarma.
Kedelapan sayembara itu meliputi Sayembara Eksplorasi Desain Rumah Hijau (2012), Sayembara Desain Rumah Budaya Nusantara (2013), Sayembara Desain Desa Wisata Nusantara (2014), Sayembara Desain Bandar Udara Nusantara (2015), Sayembara Desain Rumah Wisata (Homestay) Nusantara (2016), Sayembara Desain Restoran Nusantara (2017), Sayembara Desain Pusat Cendramata Nusantara (2018), dan Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata atau Tourism Information Center) 2019.
Ada banyak sekali karya yang masuk ke panitia. Karya finalis pun dipajang dan dipamerkan ke khalayak umum.
Direktur PT Propan Raya Yuwono Imanto, mengungkapkan bahwa yang menjadi catatan hebat dari Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata 2019 ini adalah adanya kenaikan jumlah peserta dan karya dari tahun lalu. “Kami bersyukur berdasarkan data yang masuk, ada kenaikan jumlah karya yang diterima, tim/peserta yang mendaftar, dan tim/peserta yang memasukan karya, dibandingkan dengan tahun lalu,” ucap Yuwono.
Berdasarkan data yang masuk, total karya yang diterima sebanyak 543 karya (naik 48%), jumlah tim yang mendaftar di website sebanyak 1.007 tim (naik 69%), dan jumlah tim yang memasukan karya sebanyak 373 tim (naik 31%). Sementara, berdasarkan jumlah karya yang masuk per destinasi, rinciannya sebagai berikut.
Inilah para juri yang menilah karya peserta sayembara (ki-ka: Ary Indra, Yori Antar, Lea Aziz, dan Anneke Prasyanti).
Danau Toba (Sumatera Utara) 56 karya, Tanjung Kelayang (Bangka Belitung) 54 karya, Tanjung Lesung (Banten) 45 karya, Kepulauan Seribu dan Kota Tua (DKI Jakarta) 41 karya, Borobudur (Jawa Tengah) 59 karya, Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur) 58 karya, Mandalika (NTB) 49 karya, Labuan Bajo (NTT) 48 karya, Wakatobi (Sulawesi Tenggara) 49 karya, serta Morotai (Maluku Utara) 47 karya, dan Likupang (Sulawesi Utara) 37 karya.
Semua karya yang masuk dinilai oleh para dewan juri yang kompeten dan ahli di bidangnya. Dewan juri hebat tersebut adalah Yori Antar (Arsitek Profesional sekaligus Ketua Dewan Juri), Hari Sungkari (Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif), Anneke Prasyanti (Arsitek Profesional dan Ketua Tim Percepatan Pembangunan Desa Wisata), Ary Indra (Arsitek Profesional), dan Lea Aziz (Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia).
Acara ini dihadiri banyak kalangan, arsitek profesional, dan pejabat.
Para dewan juri ini bertugas untuk menilai semua karya peserta sekaligus menentukan pemenang di setiap destinasi wisata. Para pemenang yang terpilih berhak mendapatkan hadiah yang telah ditentukan. Pemenang pertama akan memperoleh hadiah Rp 50 juta, pemenang kedua Rp 25 juta, pemenang ketiga Rp 15 juta, dan pemenang utama (dipilih karya terbaik dari pemenang pertama) akan mendapatkan tambahan Rp 100 juta.
“Acara sayembara yang digagas Propan, kemenpar, dan Bekraf, ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Tetapi, setiap tahunnya kami selaku para juri selalu dikejutkan dengan ide-ide desain luar biasa yang dibuat oleh para peserta. Tak terkecuali dengan tahun ini. Kami menaruh respek yang besar bagi semua peserta yang telah berpartisipasi. Semoga, para arsitek Indonesia semakin terinspirasi dan mewujudkan karya-karya bermuatan Arsitektur Nusantara,” ucap Yori Antar.
Panitia yang menyukseskan acara malam penganugerahan Sayembara Desain Arsitektur Nusantara.
Setelah melalui proses panjang, para juri akhirnya memutuskan siapakah yang berhak menyandang status pemenang Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata (Tourism Information Center) 2019. Berikut daftar daftar pemenangnya:
(Link Pemenang Sayembara Desain Arsitektur Nusantara)
“Selamat kepada para pemenang Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata (Tourism Information Center) 2019. Teruslah berkarya, memajukan pariwisata Indonesia melalui desain Arsitektur Nusantara. Salam Arsitektur Nusantara, Wonderful Indonesia,” tutup Mempar Arief Yahya.