Acara Roadshow Arsitektur Nusantara 2018 keenam telah dilaksanakan pada Kamis, 1 November 2018. Lokasinya bertempat di Gedung Thomas Aquinas Unika Soegijapranata Semarang. Masih mengusung konsep yang sama, acara ini dikemas dalam bentuk kuliah umum dan workshop pengecatan. Para pesertanya adalah para mahasiswa-mahasiswi, akademisi, arsitek, dan komunitas arsitektur di Semarang.
Roadshow Arsitektur Nusantara 2018 ini merupakan bentuk realisasi dari kado ulang tahun ke-70 yang diberikan oleh CEO PT Propan Raya Kris Rianto Adidarma kepada Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo, M. Arch., yang tercetus pada acara Sarasehan Arsitektur Nusantara di Surabaya pada 12 Maret 2018. Semangat Prof. Josef-lah yang membuat Kris Rianto Adidarma tergugah untuk memberikan kado terindah ini.
Perlu diketahui, Prof. Josef adalah arsitek yang memperoleh penghargaan Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden Jokowi pada tahun 2015, karena mengadakan roadshow Arsitektur Nusantara bersama Propan Raya ke-26 fakultas arsitektur di beberapa universitas terbaik Indonesia pada tahun 2013. Sementara, roadshow tahun 2018, sudah berlangsung sebanyak 6 kali di 6 kota berbeda.
Roadshow Arsitektur Nusantara 2018 pertama kali diselenggarakan di jurusan arsitektur UNS Solo pada 30 Mei 2018. Selanjutnya, acara roadshow ini berlangsung di UKDW Yogyakarta pada 30 Agustus 2018, UB Malang pada 18 September 2018, dan ITENAS Bandung pada 26 September 2018, dan Binus Jakarta pada 25 Oktober 2018. Kini, roadshow Arsitektur Nusantara berlabuh di Unika Soegijapranata Semarang.
ki-ka: Ketua IAI, Direktur PT Propan Raya, dan Dekan Fakultas Arsitektur dan Desain Unika.
Acara ini dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata, Dra. B. Tyas Susanti, MA., PhD., serta Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Tengah, Sugiarto, ST., MT., MA., IAI. “Kami sangat mengapresiasi dengan apa yang dilakukan Propan Raya. Terima kasih Propan Raya karena telah menjadi garda terdepan dalam mengobarkan semangat Arsitektur Nusantara,” ucap Tyas Susanti.
Pada sesi 1, pembicara yang mengisi roadshow kali ini adalah Direktur PT Propan Raya sekaligus inisiator Sayembara Desain Arsitektur Nusantara dan Dewan Pengarah Indonesia Creative Cities Network, Yuwono Imanto, yang membawakan tema “Innovation Ecosystem for Creative Industry in Architecture Today and Creative Cities Context”; Andy Rahman. A, ST. IAI, Founder Andy Rahman Principal Architect, yang membawakan tema “Arsitektur Nusantara, antara Ketukangan dan Kekinian”.
Yuwono Imanto mengungkapkan pentingnya para arsitek melihat peluang dan berani menjadi creativepeneur. “Kami memotivasi calon arsitek maupun arsitek muda bisa menjadi arsitek Indonesia yang berani menjadi creativepreneur di era arsitektur masa kini dengan membuka firma arsitektur ataupun menjadi profesional arsitek dengan mengangkat kekayaan budaya bangsa melalui desain Arsitektur Nusantara,” ucapnya.
Sementara, Andy Rahman membuka presentasinya dengan menceritakan awal mula ia membangun biro arsitek sendiri. “Saya fokus membangun branding sejak awal merintis biro arsitek. Awalnya, saya memanfaatkan Facebook, lalu saya membuat website yang dibuat secara profesional. Ada fotografer dan penulis khusus yang membantu saya membangun website. Saat ini, saya didukung lewat Instagram. Saya bersyukur, hampir 80% proyek saya didapat dari media sosial,” ucap Andy Rahman.
Para pembicara acara roadshow Arsitektur Nusantara di Unika Soegijapranata Semarang.
Pada sesi kedua, pembicara roadshow di Unika Soegijapranata diisi oleh Product Manager PT Propan Raya Sunardi Liemantika, serta Profesor dan Peneliti Arsitektur Nusantara, Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo, M. Arch. Mereka membawakan tema “Produk inovatif yang mendukung pengembangan industri Arsitektur” serta “Arsitek yang Creativepreneur dan Arsitektur Nusantara yang Menjagad”.
Sunardi Limantika sangat menekankan pentingnya pemilihan finishing yang tepat bagi bangunan. “Sebagus karya arsitektur kalau tidak di-finishing dengan tepat hasilnya tidak akan maksimal, bahkan dapat berpotensi menimbulkan masalah pada bangunan. Sementara, Prof. Josef lebih menekankan terhadap substansi Arsitektur Nusantara yang perlu dipahami oleh banyak arsitek. Hal ini dikarenakan banyak yang menganggap Arsitektur Nusantara sudah ketinggalan jaman.
“Arsitektur Nusantara, bukan Arsitektur Tradisional. Bukan juga arsitektur kuno. Arsitektur Nusantara dapat diolah menjadi arsitektur kekinian dan menjagat. Sejak lama, sudah ada yang melakukannya, antara lain J.B. Mangunwijaya dengan Sendang Songo-nya,” ucapnya. Bahkan pada tahun 2014 terbit buku bagaimana arsitektur Nusantara dimodernkan berjudul Eksplorasi Desain Arsitektur Nusantara. Buku itu berisi kumpulan karya peserta sayembara Arsitektur Nusantara yang diselenggarakan oleh PT Propan Raya.
Para peserta sangat senang dengan hadirnya para pembicara ini. “Dengan adanya kuliah ini, semoga lahir arsitek-arsitek muda Indonesia dan biro-biro arsitek baru yang mengharumkan nama bangsa di mata Internasional,” ucap Yuwono Imanto. Salam Arsitektur Nusantara.