Setelah melalui proses panjang, Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata (Tourism Information Center) 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dan PT Propan Raya, memasuki proses penjurian final. Lokasinya bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, pada 25 September 2019.
Sayembara Desain Arsitektur Nusantara merupakan bentuk komitmen dari Kemenpar, Bekraf, dan PT Propan Raya, yang ingin terus melestarikan, mengkinikan, dan menduniakan Arsitektur Nusantara. Selain itu, acara ini sebagai bentuk dukungan terhadap program Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam mengembangkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas sebagai ‘Bali Baru’, sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Ratman, menyampaikan bahwa selain 10 Destinasi prioritas di atas, pada tahun ini ada penambahan 1 destinasi baru yang menjadi objek lokasi dalam mendesain, yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Sulawesi Utara.
Lea Azis, Ary Indra, dan Yori Antar, sedang berdiskusi mengenai karya peserta.
Penambahan destinasi wisata tidak hanya membuat para peserta menjadi lebih banyak pilihan dalam menentukan lokasi dan desain. Tetapi, memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi juara karena jumlah pemenangnya bertambah. “Tahun ini akan ada 11 pemenang sesuai dengan 11 destinasi wisata, baik untuk kategori pemenang pertama, pemenang kedua, maupun pemenang ketiga. Selain itu, akan ada 1 pemenang utama,” ucap Dadang.
Dadang mengungkapkan alasan kenapa Sayembara Desain Arsitektur Nusantara didukung oleh Kemenpar. “Pariwisata telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan Arsitektur Nusantara diyakini mampu mendukung pariwisata Indonesia untuk menarik wisatawan berkunjung ke Indonesia, sekaligus menguatkan identitas pariwisata Indonesia di mata dunia,” ucapnya.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, yakni konferensi pers dan penjelasan kompetisi sayembara desain (13 Agustus 2019), pendaftaran dan penerimaan karya (13 Agustus – 17 September 2019), serta verifikasi karya (21—22 September 2019), maka pada hari ini (25 September 2019) semua karya yang masuk dan telah dinyatakan lulus verifikasi, dilakukan proses penjurian final.
Anneke Prasyanti sedang serius menilai karya peserta.
Berdasarkan data yang masuk ke panitia, total karya yang terdaftar di webiste sebanyak 2.235 karya, total karya yang diterima sebanyak 543 karya, jumlah tim yang mendaftar di website sebanyak 1.007, dan jumlah tim yang memasukan karya sebanyak 373 karya. Adapun rincian karya yang masuk ke panitia adalah sebagai berikut.
Danau Toba (Sumatera Utara) 56 karya, Tanjung Kelayang (Bangka Belitung) 54 karya, Tanjung Lesung (Banten) 45 karya, Kepulauan Seribu dan Kota Tua (DKI Jakarta) 41 karya, Borobudur (Jawa Tengah) 59 karya, Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur) 58 karya, Mandalika (NTB) 49 karya, Labuan Bajo (NTT) 48 karya, Wakatobi (Sulawesi Tenggara) 49 karya, serta Morotai (Maluku Utara) 47 karya, dan Likupang (Sulawesi Utara) 37 karya.
Dari semua karya yang masuk, para dewan juri menilai dan memutuskan para pemenang Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata (Tourism Information Center) 2019. Pemenang pertama akan memperoleh hadiah Rp 50 juta, pemenang kedua Rp 25 juta, pemenang ketiga Rp 15 juta, dan pemenang umum (dipilih karya terbaik dari pemenang pertama) akan mendapatkan tambahan Rp 100 juta.
Menteri Pariwisata Arief Yahya turut meninjau pada saat proses penjurian.
Para juri yang menilai karya peserta sekaligus menentukan pemenang adalah Yori Antar (Arsitek Profesional), Hari Sungkari (Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif), Anneke Prasyanti (Arsitek Profesional dan Ketua Tim Percepatan Pembangunan Desa Wisata), Ary Indra (Arsitek Profesional) dan Lea Aziz (Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia).
Ketua tim dewan juri Yori Antar mengungkapkan beberapa aspek penilaian meliputi desain bangunan harus mengambil inspirasi kelokalan (interior maupun eksterior), desain bangunan harus ramah lingkungan, ada material/unsur lokal dari daerah setempat, pengaturan tata ruang yang fungsional dan efisien sesuai dengan TOR, serta mendekati dapat terbangun.
“Ada banyak sekali karya yang masuk pada tahun ini. Desainnya pun luar biasa. Fokus penilaian kami dari para juri adalah selain harus bagus secara desain, secara logika dapat dibangun, dan pastinya mengangkat unsur kelokalan dengan mengusung Arsitektur Nusantara,” ucap Yori Antar.
Selamat buat para pemenang Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata (Tourism Information Center) 2019.
Direktur PT Propan Raya Yuwono Imanto menerangkan bahwa sayembara desain ini telah dilaksanakan sebanyak 8 kali, dimana 7 diantaranya hasil kolaborasi antara PT Propan Raya, Kemenpar, dan Bekraf. “Melalui Sayembara Desain Arsitektur Nusantara, kami berharap profesi arsitek dan karya arsitektur semakin dihargai, dan Arsitektur Nusantara bisa terus dilestarikan, dikinikan, dan dikenal mendunia,” ucapnya.
Nah, bagi Anda yang ingin mengetahui hasil penjurian hari ini, pengumuman pemenangnya akan dilakukan pada Jumat, 4 Oktober 2019, di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta.